Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Kejamnya Monopoli Microsoft

| Saturday 29 March 2014 |

Kalau ditanya, seberapa besarkah ketergantungan masyarakat Indonesia pada Microsoft Windows, maka jawaban yang paling aplikatif adalah 'Sungguh amat sangat'. Ya, memang tak dapat dipungkiri bahwasanya kita segenap masyarakat Indonesia memang sudah kadung terbiasa dan mathuk dengan peranti lunak Microsoft Windows. Dari SMP sampai SMA (bahkan sampai Universitas), kita sudah dibiasakan dengan peranti lunak ini. Jelas sangat susah untuk menyuruh masyarakat kita untuk beralih ke OS lain. Ibarat lagunya Kla Project, "Tak bisa ke pindah lain Hati OS". Hal ini kemudian memunculkan budaya "Kulino Windows" di ranah pelajar kita.

Budaya "Kulino Windows" di lingkungan pelajar ini pun mau tak mau kemudian dibawa pula ke ranah korporasi alias tempat kerja. Maklum saja, karena para pelajar nantinya memang disiapkan untuk dunia kerja. Sehingga para rekrutan karyawan perusahaan-perusahaan di Indonesia ini sebagian besar diisi oleh generasi-generasi yang sudah terbiasa menggunakan Microsoft Windows. Generasi-generasi yang malas untuk beralih ke peranti lunak lain dengan alasan klasik: Wis Kadung kepenak.



Jangkankan untuk berpindah dari perangkat lunak Windows ke perangkat lunak lain semisal OS open source, lha wong untuk sekedar beralih dari Windows XP ke Windows 7 (yang notabene masih sama-sama microsoft dan tampilan user interface-nya tak terlalu beda jauh) pun masih banyak orang yang enggan. Lagi-lagi pembelaanya ya itu tadi: Wis Kadung Kepenak.

Masyarakat Indonesia memang cenderung memilih enaknya, prinsipnya "Kalau sudah ada yang enak, ngapain pakai yang susah". Dan kecenderungan ini rupanya dimanfaatkan betul oleh Microsoft sebagai pemilik Windows.

Dengan segala kecerdikannya, Microsoft berusaha keras agar bisa memonopoli pasar peranti lunak di Indonesia. Salah satu langkah utamanya adalah dengan menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). Perjanjian kerjasama ini ditandatangani tanggal 2 Mei 2011 yang sekaligus bertepatan dengan Hari pendidikan nasional.

Tujuan ditandatanganinya perjanjian ini adalah untuk memperkuat pengetahuan teknologi informasi di dunia pendidikan, serta meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang inovatif dan berbasis ilmu pengetahuan.

Sepintas, tujuan perjanjian kerjasama ini memang terlihat sangat mulia, bijak, dan budiman, seolah-olah ada campur tangan Mario Teguh dalam penandatanganan perjanjian ini. Namun tentu perlu diwaspadai, bahwasanya perjanjaian ini sesungguhnya justru sangat merugikan bangsa. Kenapa? karena dengan perjanjian ini, lebih dari 160 ribu sekolah (mulai dari tingkat SD sampai SMA) dan 4500 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia "dipaksa" untuk menggunakan Windows.

Ini jelas pemaksaan yang kejam, Jauh lebih dari Ibu tiri, (Memangnya sampeyan pernah lihat ada ibu tiri yang maksa anak tirinya untuk terus pakai windows? saya rasa ndak ada #Ndiasmu)

Perjanjian ini kemudian semakin mengukuhkan dominasi Microsoft dalam dunia pendidikan Indonesia. Jutaan siswa sekolah dan mahasiswa Indonesia terus menerus didoktrin dengan mindset Microsoft. Seakan-akan tidak ada OS lain yang eksis selain Microsoft Windows. Pun setali tiga uang dengan OS, office system yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar pun semuanya harus berbasis Microsoft.

Maka jangan heran jika kemudian buku-buku wajib ajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk sekolah negeri di seluruh Indonesia materinya didasarkan pada software Microsoft.



Dan parahnya, bukan hanya para murid saja yang dibiasakan dengan Microsoft. Para Guru pun juga demikian. Lewat program "Guru Inovatif" yang diprakarsai oleh Microsoft Partners in Learning (PIL), Microsoft berusaha untuk "meningkatkan" metode pengajaran para guru yang lagi-lagi menggunakan acuan Microsoft.

Hhh, lengkap sudah perbudakan dunia pendidikan kita oleh Microsoft.

Memangnya apa sih salahnya menggunakan peranti Microsoft? tak ada yang salah dalam menggunakan microsoft, yang salah itu kalau dipaksa untuk terus menerus menggunakan Microsoft.

Asal anda tahu, menggunakan Microsoft Windows beserta software pendukungnya itu tidaklah gratis. Ada biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli lisensi penggunaannya.

Sampeyan tahu berapa harga Windows 7 Home Basic Edition yang asli? harganya sekitar 1,1 juta, dan itu hanya boleh digunakan untuk satu PC. Dan asal anda tahu juga, 1,1 juta itu setara dengan harga komputer bekas yang saya pakai untuk mengetik artikel ini (saat ini). Jadi kalau seandainya saya harus pakai windows asli, saya harus keluar duit 1,1 juta, permasalahannya, uangnya dari mana?. Masak iya saya harus jual komputer saya untuk beli lisensi windows yang asli. Lha trus saya mainan komputernya dimana? di hatimu?

Belum lagi kalau kita bicara soal office system (Microsoft Word, Access, Excel, Power Point, dan sebangsanya) yang harganya bisa sampai 700 ribuan untuk satu PC.

Rincian di atas tadi masih hitungan rumah lho, maksudnya harganya untuk PC yang digunakan secara pribadi. Sedangkan untuk PC yang digunakan untuk kantor, harganya bisa melambung sampai 3-4 kali lipat.

Nah, dengan harga yang sedemikian wah, maka Microsoft dengan dominasi dan monopoli software-nya di Indonesia akan mampu meraup uang hingga triliunan rupiah dari para pengguna produk Microsoft di Indonesia, baik Itu Microsoft Windows, Microsoft office, serta aplikasi-aplikasi lainnya. Lha wong untuk lisensi penggunaan produk microsoft di kantor pemerintahan saja nilainya bisa sampai Rp 300 milyar, apalagi kalau ditambah dengan lisensi produk Microsoft dari perusahaan swasta yang jumlahnya tentu jauh lebih banyak ketimbang kantor pemerintahan.

Terbayang kan betapa tekornya negara kita akibat Monopoli Microsoft ini.

Padahal jika mau beralih dari Microsoft ke Peranti lunak Open Source, maka negara bisa menghemat uang banyak sekali, karena Software Open Source bisa digunakan secara gratis, tak perlu membayar sepeserpun, ndak seperti Microsoft yang harga lisensi untuk satu produknya bisa untuk uang muka sepeda motor.

Hal tersebut pun sebenarnya bisa saja terwujud andai pemerintah benar-benar serius mendukung program IGOS (Indonesia Go Open Source, sebuah gerakan untuk meningkatkan penggunakan software open source yang dulu sempat dideklarasikan pada tahun 2004) dan tidak menandatangani aneka perjanjian kerjasama "sesat" dengan Microsoft yang jelas-jelas merugikan.

Padahal dulu tahun 2009, sempat ada Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN), yang mana salah satu isi poin-nya adalah "Dalam rangka mempercepat penggunaan perangkat lunak legal di Indonesia, maka di WAJIBKAN kepada Instansi Pemerintah untuk menggunakan perangkat lunak Open Source, guna menghemat anggaran Pemerintah".

Namun tentu surat edaran ini sia-sia saja, karena para pagawai instansi pemerintah pun sudah kadung akrab dengan Windows. Logikanya, bagaimana mau membiasakan para pekerja pemerintahan untuk menggunakan perangkat lunak open source jika seluruh siswa beserta unsur pendidiknya sedari awal sudah didoktrin untuk setia menggunakan windows. Bukankah para pekerja pemerintahan itu kan ya diambil dari para siswa-siswa terdoktrin tadi.

Yah, apa lacur, Nasi sudah kadung menjadi bubur (dan tukang buburnya pun sudah kadung naik haji). Jadi mau bagaimana lagi. Saya sebagai penulis artikel ini pun hanya bisa pasrah sambil geleng-geleng prihatin.

Tak sadar, Puluhan juta generasi terpelajar kita terjebak dalam sangkar emas kenyamanan bernama "Microsoft". Entah sampai kapan anak cucu kita akan terus bergantung kepada Microsoft. Semoga ndak sampai kiamat, semoga saja... semoga ... semoga.




Sawer blog ini

123 comments :

  1. Pancen Haaasyuuuk o, microsoft ki. Aku mekso nggawe Linux Mint meski neng ati tansah kelingan karo Microsofte Bill Gates

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jenenge'e yo wis kepentok kahanan.... meh piye meneh.. ah, sing penting anak bojo wareg.

      Delete
    2. enak gawe gratisan timbang bayar bro , makno windows roto-roto di kon bayar lisensine

      Delete
    3. Huwikkk.... onok mas Dian nang keneee *salaman disekkk

      Pemerintah mah ga pernah total buat go OpenSource, percuma dulu tahun 2007 ikutan Proyek IGOS sampe kudu ke Jakarta, terus ngerjain migrasi OpenSource di lingkungan Pemkab Malang. Setelah itu ya udah ga ada follow up yang bener. Coba Pak Presiden langsung mengeluarkan perintah semua instansi pemerintah wajib menggunakan sistem OpenSource kalo ngeyel bakal dipenjara, bakal pindah semua tuh ke OpenSource hehehe...

      *btw aku saiki sinau gawe Windows 7 loh reekk.. asli kagok iki

      Delete
  2. Penulisnya cerdas banget nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matursuwun atas apresiasinya... dengaren ono sing nguneke aku cerdas

      Delete
  3. Mugo2 pak mentri pendidikan melu moco tulisanmu kang, njur sadar, njur batalke perjanjian kuwi mau. Yo pora?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waiyotentu... kudu nek kuwi kang... mosok nganti kiamat meh nganggo Microsoft terus

      Delete
    2. Semoga pak meneteri mbaca....

      Delete
  4. Kalau di kampus saya, malah dikasih gratis piranti lunaknya. Karena ada agreement bahwa produk microsoft untuk pendidikan gratis. Sampe ada microsoft student partner juga :D
    kalau mau ngakali gratis tapi males pake linux bisa pake google drive, ngga kalah sama office. Tapi yo kudu bondo internet :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yakin tu mas gratis?.... coba tanya sama bagian keuangan kampuse njenengan, sekolahe njenengan setore pinten..... lha setoran niku sinte sing mbayar menawi mboten saking duit semesterane njenengan :D

      Delete
    2. Weh, penak tenan mas sekolah'e njenengan...

      Delete
    3. Dikampusku juga gratis hahaha semua software ya jugaaa.

      Delete
    4. tetep bayar lah, kampus kan bayar pake duit spp.
      dan software yang free rata2 buat develop, tapi dapet OS juga dink :P

      sebenernya nek masuk ke situ wes masalah marketing'e om, namanya juga perusahaan kan pengennya dapet profit,
      mungkin kalo program open source diiklanke segencar barang2'e Microsoft ya bakal banyak peminatnya juga, istilahe orang di Indonesia ngerti computer pertama yo gambar jendelane windows, wajar ae sih jadi lebih nyaman,

      jadi mungkin perlu kampanye open source dari para pengguna buat ngedukasi yang ngertine computer ki windows :v

      nek aku sih nyaman pake windows, dan karena develop sampe ngerjain tugas akhir pun pake barangnya Microsoft ya saya berterima kasih sama Microsoft udah ngadakan kerjasama ke kampus :p

      Delete
  5. aku sudah lama banget pakai Linux.. enjoy aja!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoke Mas Andy idolaku.... Ra ono liyo

      Delete
    2. ojo mung idola... yen perlu merguru ning deknen.... ben ndang iso rabi... hahaha

      Delete
    3. Pokoke kang andi kuwi teladan tingkat national lah...

      Delete
    4. Pokoke aku bocahe Kang Andy.. Titik

      Delete
    5. aku yo arep meguru karo mas andi ah. janjane aku pengen nganggo linux tapi blas ra mudheng, onone pegel-pegel linux-linux

      Delete
    6. I stand on Mas Andy side hahaha

      Delete
  6. Lek kulo emak2 gaptek seng ra paham linux ik, makane bertahan nek Windows, Windows ae keteteran belajare hehe :D

    Tapi tulisane jempolan Ngger (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sing penting teko ditlateni tho mbak... btw, matursuwun lho mbak apresiasinya

      Delete
    2. Sak jane malah mbakyu sing paling gampang diajari Linux, sing angel iku malah sing keminter lan ora pengen sinau :)

      Delete
  7. pertama kenal komputer jaman SMP sampai sekarang, memang benar dunia pendidikan semua memakai microsoft. sampai2 siswa menganggap kalo belajar komputer itu ya microsoft word dan kawan2nya.
    baru sekarang saya ngeuh kalo itu monopoli, :D *keliatan banget ini gak pernah diajarin yg lain selain microsoft

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha kuwi, Kandhani og.. Janjane yo podo, aku ket biyen ngertine yo mung word lan sak poro konco.... Oalah.. Kepentok Kahanan

      Delete
  8. Semoga dengan berkembang pesatnya smartphone ber OS Android yang notabene masih anak cucunya Linux, membuka pikiran kita bahwa OS beserta aplikasinya tidak hanya Microsoft, ada OS open source yang tidak kalah canggih dan menarik.untuk disematkan pada pc atau laptop kita.

    ReplyDelete
  9. Dimana ada kebijakan disitu ada duit katanya mas agus... :|

    ReplyDelete
  10. Sebenernya murah kok kalo cuma OSnya, sya pake WIndows 7 64 bit cuma 350 ribuan, murah jika dibandingkan dengan hasil kerjanya.
    Sementara untuk hal lain, saya milih aplikasi yang open source, misalnya OpenOfice.org, karena itu jauh lebih baik daripada MS Office, seperti halnya IE vs Firefox.

    Kalo linux buat kerja juga bagus n free, tapi mungkin banyak game yang gak support, so lagi lagi di warnet kebanyakan Windows. Tapi juga linux tetep yang terbaik di server

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... janjane aku pengin nganggo loro-lorone, tapi bagaimana mungkin, mingkem saja aku sulit

      Delete
    2. he?? msok cuma 350ribu? murah yaa...

      Delete
    3. Pake Office 365 setahun 1jutaan bisa 5 komputer, bagi aja tuh sama temen 5 orang = 200rban/tahun

      Delete
  11. Jebul Windows ki nyang dompet yo marakke Linux tenan.......Lha piye jal arep Ngopen Source wis wegah mikir.
    Ibarate wis ngideologi. Lha yo iki sing di arani Wis Kepentok Tahanan yo Gus...........


    ReplyDelete
  12. solusine yo pancen ngunu mas gae linux & opensource, lah manding duite di gae rabi ae mas, daripada gae tuku windos,,
    solusi iki iso gae menyelamatkan jomblo2 di indonesia yng kecanduan windos dan hurung rabi.. hehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal lisensi windows ro office asing asli ki nek ge nambah-nambah bayar tukon yo lumayan lho..

      Delete
    2. haha, yo kui mas, sampean mangelange pundi mas?? aku pancar mas..

      Delete
  13. tidak ada yang salah jika pakai windows dengan bayar lisensi,kalau membajak itu sama juga mencuri,karena sudah kadung banyak pencuri,akan jadi kebiasaan yang sudah diangap lumrah,ini sangat berbahaya bagi mental bangsa ini..belilah lisensi,jika tidak mampu,jangan membajak .pakailah yang tidak bayar lisensi.bangsa ini akan lebih bermartabat...amin...amin...amin...semangat anak muda...

    ReplyDelete
  14. Gue pake linux hanya untuk server

    ReplyDelete
  15. bagi open sourcene to mblo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesama Jomblo dilarang saling berbagai.. apalagi open source...

      Delete
  16. Aku yo nate duwe pikiran koyo' sampen, pokok e OS kudu ganti sing open source ben ra marai nambah duso. Tapi ket eror pas nginstall, atiku dadi ngilu mergane file2 bablas gak berbekas. Sak iki balek nang jendelo maneh tapi aplikasi kantoran isih gae sing gratisan (open office).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seh setia nggo jendelo berarti.. ha podo.. aku yo iyo

      Delete
  17. iyo gus, aku mbiyen jaman sik SMP yo mung diwarahi Mikrosop ofis word, bar ngono eksel, trus power poin
    lhadalah jaman SMA yo ora bedo adoh, mek ditambahi rumus2'e tok
    tau tak takonke Guruku jarene pancen nang Standar Kompetensi'ne sing wis digawekne dening pemerintah yo ngono kuwi wis dadi patokan
    penjajahan tenan iki

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenan pora, mangkane, nek ra diwiwiti, nganti tekan nggone kapan ki yo tetep wae Microsoft...

      Delete
  18. Lah sing nulis blog iki ya isih nganggo Windows pak tani to?, mesti alesane nganggo aplikasi Open Source angel karo ora iso kanggo golek duwit

    sing pengen belajar open sorce monggo mampir blogku
    http://imgos-belajarlinux.blogspot.com/

    ReplyDelete
  19. Aku diajari ngaji neng guruku ngene. Alif fatha A, sin domah SU; monine Billgates AS*U. Wis mangtaun nganggo Linux, njuk ngerti sistem kernel-e wingdos ki ecek-ecek tenan. Neng nganggo Linux dinggo mangtaun ora perlu install ulang, ha nek wingdos? wis kemekelen.. opomeneh bajakan hmmmfffttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Intine sih pancen mung Sawang sinawang kok yo mas...

      Delete
    2. kalo nggak suka windows jangan jelek2 in produk orang ! kaya bisa bikin os aja

      Delete
  20. Artikele mantep om Gus.....

    Microsoft pancen...... Was........

    ReplyDelete
  21. setubuh mas, aku wes 5 taun pindah linux. lek dijajal jajal nyamanan nggawe linux :D

    ReplyDelete
  22. pak onno (w. purbo) wajib baca nih ...

    ReplyDelete
  23. gunakanlah bahasa persatuan, yang baca blog ini bukan orang jawa saja ( saran )

    ReplyDelete
  24. artikele apik kang.. cuman fotone sampean kuwi lho..
    hahahaa :D

    ReplyDelete
  25. Wetengku ngelih mboco iki mas

    ReplyDelete
  26. Menggunakan versi ilegal saja kita sudah menghancurkan perusahaannya kan? Lagipula tidak semua orang Indonesia berduit. Paling larinya ke aktivasi cuma cuma. Saya juga ingin mengembangkan linux ke teman, tapi mereka pada ndak mau :/

    Saya kerja di software engineer, perusahaan menginginkan software terbaik untuk membantu finansialnya. Mau tak mau, yang banyak digunakan masyarakat ya produk si mikocok itu lagi, dan saya kembangkan software buat dia. Mau buat dual platform, percuma.. Perusahaan gaakan ngegaji saya untuk dual platform software Windows & Linux, jadi saya hanya membuang buang waktu dan tenaga hanya membuatkan software untuk linux..

    ReplyDelete
  27. wis do gedhe, iso milih sing penak ning awake dewe endi..rasah do padu, sing seneng jendelo yo do nganggo jendelo, tur kudu wani mbayar, ora mung mbajak, hargai hasil kerja wong liya. meh golek gratisan windows asli jane gampang nek kanggo sing statuse isih pelajar. nek pengen nggo linux yo dinggo, rasah ngelek2 sing liyo, sanajan gratisan ora mesti njuk kabeh wajib go linux to lik, ha nek diwajibkan podo wae pemaksaan.mending sesuai sing enake endi, kabeh ono elek lan apike dewe2. nek munine kejebak sangkar emas yo ora juga sih lik. soale mbiyen awal2e sing langsung melambung jenenge Microsoft, cobo mbiyen apple, mungkin saiki sing di elek2 apple, njuk wis do betah nggo apple. dan nek wong sing kerjo ning bidang IT ra bakal jenenge mung nanggo teknologine Microsoft tok. senajan fanatik salah siji teknologi, tetep wae butuh teknologi seko kompetitore, lha jenenge developer, nek mung gawe program go 1 OS tok yo ra untung, ben tambah untung yo mending kabeh digawe. Sing do muni fanatik Open Source, mesti tetep wae ono nganggo teknologine Microsoft, sing fanatik ro Microsoft, mesti yo ono sing nggo gaweane Open Source. mbuh kepeksa, opo tuntutan kerja, opo kahanan, tapi Open Source karo sing dudu open source kui saling melengkapi. ngono sih menurutku.haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. nek nggo open source, sing jarene gratisan, berati rada angel entuk duit yo?tur yo bener sih,pepatah sing jarene "ono rupa, ono rega".wkwkwk

      Delete
    2. Maksude terjebak sangkar emas ki semenjak Microsoft teken perjanjian ro Kemdiknas mas... Jadi sejak itu, semua siswa sekolah (negeri) akan terus-terusan diberi materi microsoft tanpa adanya selingan materi OS lain. Kalau mau pakai Linux po Microsoft sih yo saksak'e, tapi yo kudu berimbang. Mosok siswa hanya diajari materi Microsoft thok...

      OS Liyane ki yo do eksis mas, tapi kan ora memonopoli...

      Oh ya, aku ra mekso pengguna kon do nggo linux lho ya... endi kalimat sing nunjukke aku mekso?... aku mung omong, "akan lebih hemat kalau instansi pakai linux, karena lisensi-nya gratis"

      Delete
  28. sing do misuhi Mikocok mesti nganggone bajakan?meh tuku asli tapi larang,meh nganggo tapi gengsi ndak di loke bajakan. sing do mbelani mikocok, mesti mbajake ahli, opo duwe duit nggo tuku lisensi. yo wis,rapopo, sing penting kabeh isih iso urip to?mbuh nggo mikocok, opo mi goreng, opo oven sosis.heuheuheu

    ReplyDelete
  29. sepertinya baru kominfo saja ya yang menggunakan opensource.

    ReplyDelete
  30. Sampeyan tak dungakne Masuk Surga kang... Protesmu apik lan terdidik..
    Tahun 2019 Nyaleg o... lek mlebu dapilku tak pilih !!
    Tenan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin untuk doa masuk Surga-nya... Tapi aku wegah dadi caleg lho ya...

      Delete
  31. anda ini siapa sih? kok bahasa tulisan anda cerdas sekali. keren! :)

    ReplyDelete
  32. Sekarang udah mau diterapkan Kurikulum 2013 (dari SD sampai SMA/SMK) tidak ada pelajaran TIK lagi, sehingga nantinya tidak akan mempelajari OS nya microsoft ataupun Officenya Microsoft.

    ReplyDelete
  33. Kamu nulis artikel ini pakai OS apa, Gus?

    ReplyDelete
  34. keren dah kang

    ReplyDelete
  35. kalau g punya uang y uda bajak aj kok susah...

    sanksi nya jg g jelas..knp mikir ribet ..haha

    ReplyDelete
  36. Hmm ini sih jatuhnya pencemaran nama baik mas kalau menurut pendapat saya..
    kalau memang dengan program-program CSRnya microsoft di bilang lebih kejam dari ibu tiri, lantas bagaimana dengan program-program CSRnya perusahaan lain?
    cuma ada 1 perbedaannya mereka punya saingan yang ikut pasang program CSR, coba mas pernah ga liat linux ngejalanin program CSR di sekolah? jangan linux deh, Apple yang mahal aja gapernah kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas, CSR itu kan hanya untuk perusahaan mas (namanya juga Corporate Social responsibility)... jadi kalo microsoft sudah barang tentu wajib, karena memang statusnya perusahaan (dan sudah buka kantor juga di Indonesia.. Lah kalo Linux sendiri kan sifatnya yayasan nirlaba (www.linuxfoundation.org) yang sejatinya seperti wikipedia, alias non profit... Lha wong produknya saja gratis kok.... Jadi ya ndak mungkin ada CSR dong mas....

      Kalau Apple, CSR sering juga kok, cuman mungkin mas saja yg ndak pernah baca koran... Baik Apple, Microsoft, maupun perusahaan-perusahaan digital yg beroperasi di Indonesia rutin kok CSR-nya...

      Bedanya, Apple tidak memonopoli, sedangkan Microsoft iya....

      (CMIIW)

      Delete
  37. Mas Agus sudah jajal Linux belum? Kalau belum, atau punya pengalaman yang kurang enak, ayo dijajal kembali. Supaya gak makin tergantung dengan Ms. Nanti kalau ada kesulitan, saya support sampai bisa (alamat email ada di dalam URL yang terlampir). Agar panjenengan dapat kembali mensharekan pada kawan lainnya. :)

    ReplyDelete
  38. ada beberapa poin yang harus diperhatikan
    1. apakah mas sendiri sudah memakai linux atau open source lainnya? kok berani2nya ngomong kalo microsoft ini itu? tolong jelaskan
    2. windows itu user friendly. jadi mudah digunakan untuk orang awam, contohnya seperti mas ini, sedangkan open source itu harus memerlukan keahlian khusus mas, tidak sembarang orang bisa memakainya
    3. os terbaik di dunia itu mac, dan yg kedua itu windows. apakah kita harus pake mac? gak mungkin, itu mahal banget. kita sudah bagus karena kita telah memakai windows
    4. lakukan riset sebelum menulis artikel bodoh ini. mengerti!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk mas Anonymous yg tidak berani menampakkan identitas

      1. Jujur, saya sendiri adalah seorang pengguna windows. Trus kenapa saya berani ngomong microsoft ini itu, ya karena memang itu fakta, monggo dibaca http://www.antaranews.com/berita/256771/kemendiknas-dan-microsoft-kerjasama
      2. Semua OS umum itu semuanya jelas didesain agar user friendly, memangnya ada OS umum yang dibuat agar menyusahkan user? Sebenarnya kurang tepat kalau keahlian khusus, tapi kebiasaan... Saya pernah tahu ada sebuah desa yg hampir seluruh penggunanya menggunakan linux, karena memang pengenalan OS di desa tersebut adalah linux, jadi ketika disuruh menggunakan windows, malah agak kesulitan... Sekali lagi, kebiasaan mas...
      3. Makanya itu mas, karena mahal, bukankah lebih baik kalo pemerintah mulai sekarang memperhatikan OS gratis seperti open source?
      4. Lakukan riset juga sebelum menulis komentar cerdas ini.. mengerti!

      Delete
    2. windows user friendly? you should try mac OS then :p user friendly kan karena terbiasa pake windows. oya, mac OS ga mahal kok, gratisan ini diinstall langsung di laptopnya. hardware nya yang mahal. lhaaa piye nggoblok2ne mas agus, sampean dewe juga ngga paham apa yang diomongin :p

      Delete
  39. Lha yang nulis ini masih pakai Windows, Photoshop, dan InDesign yang diragukan keasliannya

    Ibaratnya Protes ke Pabrik rokok karena merusak kesehatan tapi masih merokok, lebih parah lagi mencari uang dengan rokok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru karena saya sudah terlalu tergantung dengan windows inilah makanya saya menuliskan artikel ini, saya ingin generasi sesudah saya tidak melulu tergantung dengan windows...

      Kalau perumpamaan pabrik rokok, saya ini protesnya sama pabrik agar tidak menjual rokok ke anak-anak kita, agar anak-anak kita jangan merokok seperti kita...

      Delete
  40. ada beberapa hal yang mau ane kritisi:

    - ada tulisan "Terbayang kan betapa tekornya negara kita akibat Monopoli Microsoft ini." dan
    "dengan perjanjian ini, lebih dari 160 ribu sekolah (mulai dari tingkat SD sampai SMA) dan 4500 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia "dipaksa" untuk menggunakan Windows"--microsoft ngasi gratis kan ke akademisi, tekornya dimana?

    - "Sehingga para rekrutan karyawan perusahaan-perusahaan di Indonesia ini sebagian besar diisi oleh generasi-generasi yang sudah terbiasa menggunakan Microsoft Windows."--statement ini seharusnya perusaahaan2 di Indonesia sebagian besar sudah MENGGUNAKAN windows dan mensyaratkan agar karyawan2nya bisa menggunakan produk dari Microsoft tsb. Kenapa perusahaan menggunakan windows? tentunya mereka sudah melakukan riset mengenai OS apa yang akan dipakai untuk perusahaan mereka, sehingga ada berbagai faktor yang mempengaruhi tidak hanya biaya, seperti kemudahaan, dukungan aplikasi (contoh yang tidak ada di linux:adobe master collection meski ada penggantinya kayak gimp/inkscape kualitas kalah jauh), training dan lain sebagainya. Bisa jadi biaya mahal tapi justru memperingan faktor2 yang lain.

    - "Dari SMP sampai SMA (bahkan sampai Universitas), kita sudah dibiasakan dengan peranti lunak ini." dan "Lha trus saya mainan komputernya dimana?" karena mahalnya harga windows, makanya microsoft mengadakan kerja sama dengan Indonesia, biar kita dapet lisensi gratis juga, kita bisa pake halal juga di sekolahan. Komputerannya dimana? ya di sekolahan.

    - Tolong perhatikan mana yang perangkat gratis dan mana yang opensource. Karena keduanya adalah hal yang berbeda. RHEL (red hat enterprise linux) adalah OS open source, tapi ada versi berbayar. Adobe Reader closed-source, tapi gratis.

    Ane bukan orang Microsoft, ane juga pake yang bajakan dan yang asli (dapet dari kampus :D ), ane juga pake linux, ane masi mahasiswa, ane juga manusia yang punya kesalahan, kalo mau balasan lagi email aja ke seanmcrayz@yahoo.com

    ReplyDelete
  41. aku tidak mempermasalahkan windows atau linux tapi :
    1. Tekor kok cuma nyebutin pengeluaran mas, tekor itu kalo pendapatan lebih kecil dari pengeluaran.
    2. " Namun tentu perlu diwaspadai, bahwasanya perjanjaian ini sesungguhnya justru sangat merugikan bangsa. Kenapa? karena dengan perjanjian ini, lebih dari 160 ribu sekolah (mulai dari tingkat SD sampai SMA) dan 4500 Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia "dipaksa" untuk menggunakan Windows." Adakah survey? atau sudah kah anda riset seperti yang anda bilang? pernahkan anda melihat developer-developer yang menggunakan windows dengan penghasilan yang lumayan? pernahkan anda bergaul dengan MVP? dipaksakan bukan berarti kerugian kan? ada yang menggelitik juga dengan pikiran saya terkait dengan anda seorang Layouter. Dalam bekerja apakah anda menggunakan yang free atau berbayar? as you said that you are still using windows.

    ReplyDelete
  42. Di Jogja ada lho mas gerakan open source, namanya Jgos-Jogja goes opensource. Kunjungin aja http://www.jgos.or.id/

    ReplyDelete
  43. bah bah no wong liyo gawe windows, sing penting aku tresno marang linux ...

    ReplyDelete
  44. Ya itu benar sekali jadi kita pakai Linux.......
    Go Open Source

    ReplyDelete
  45. Apa kita boleh main game berat pada os linux......???
    Seperti pada Windows...

    ReplyDelete
    Replies
    1. "DOTA 2" yang sering saya mainkan dan saya memakai Ubuntu. Bermain tetap lancar

      Delete
    2. Kini linux sudah ada.steam bro.
      Steam os pun juga ada kalau mau gaming

      Delete
  46. aku pake Windows nyaman nyaman aja. gak merasa terpaksa.

    ReplyDelete
  47. selayaknya yang punya kemaunan, kenapa engga untuk mempelajari OS" yang lain,, kalau punya akal manfaatkan akal untuk mengakali.
    saya pake microsoft, tp gratis karna di akali dengan cara di crack, bukan mendukung untuk pake yang bajakan, tapi kenapa engga kalau ada manfaat buat pekerjaan, toh lepi juga ga pernah di bawa ke luar negri.
    linux pun saya bisa, dan yg saya tau anak" di sekolahan mereka mayoritas menggunakan windows, tp itu gratis ko. dulu saya pernah baca tp lupa sumbernya, bahwa untuk pendidikan hanya di wajibkan minimal ada 1 produk ori, sisanya yah di perkenankan, karna memaklumi untuk negara indonesia sebagai negara yang baru mau berkembang saat itu.
    tapi soal manfaat saya pribadi mengakui microsoft lebih dominan manfaatnnya dalam segi perkantoran.
    microsoft office ok,, open office pun saya bisa,, tp open office apa masih gratis kaya dulu. saya rasa sekarang engga.

    ReplyDelete
  48. Samudera Indonesia Group sudah tidak menggunakan Windows,,,,

    ReplyDelete
  49. nek sampean nganggo opo kang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Windows, ha wong aku kan mlebu generasi "Kulino Windows"

      Delete
  50. Yang idealis dengan Open Source boleh-boleh aja, karena dia memang belum pernah membuat sebuah aplikasi atau setidaknya aplikasi kecil-kecilan sekelas game atau tools sederhana yang di publish gratis. Belum pernah merasakan perjuangan membuat aplikasi skala enterprise yang menghabiskan banyak waktu dan biaya (yang developer pasti tahu).
    Saya pemakai Windows ASLI bukan BAJAKAN karena saya tahu betapa susahnya bikin aplikasi.

    ReplyDelete
  51. jare sopo buku TIK mung microsoft? buku BSE ki nganggo OpenOffice malahan.
    tur yo saiki wis ra ono pelajaran TIK. pelajaran kuwi wis dihapus seko kurikulum 2013.

    *nasibe duwe garapan penak garap TIK saiki kegusur nggarap matematika maneh. jiaaaan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kuwi BSE negoro ngendi mbakyu... ha wong aku njajal download BSE TIK we roto-roto yo nganggone Microsoft kok... hhh, tapi saiki wis rodo ra masalah, soale wis ra ono TIK tho... kudune ganti PMP wae... wkwkwk

      Delete
    2. eh, aku nyusun naskah LKS TIK yo nganggo Microsoft ding.
      hahaha...

      PMP ki kancane PSPB.
      tur ojo lali mangkat penataran P4.

      Delete
  52. ora sido ngomeng ah

    ReplyDelete
  53. Sedikit masukkan, tuliskan bahwa free itu bebas, bukan gratis. Para linux atau open source evangelist berhak untuk meminta "imbalan" layanan yang diberikan. Dan tidak semua lisensi itu gratis.

    Salah satu contoh sudah dikatakan akismet , RHEL itu berbayar.

    Sedikit gojek dari saya, Linux mengajarkan kita untuk menggunakan open source, Apple mengajarkan kita untuk bayar lebih (jangan salah, penyewaan aplikasi bajakan Mac pun lebih mahal dan sulit dicari), Windows mengajarkan kita untuk membajak.

    Salam dari pengguna Linux

    ReplyDelete
  54. Baca tulisan Mas Agus jadi keinget ini http://www.lrb.co.uk/v34/n02/slavoj-zizek/the-revolt-of-the-salaried-bourgeoisie :)

    ReplyDelete
  55. Saya adalah pengguna GNU/Linux dan saya bangga dengan itu, banyak orang yang berkata bahwa linux dan semua program opensource itu sulit. tetapi mas Agus. Tidak ada yang sulit asalkan kita mau belajar, kita harus membuka diri untuk program opensource dan berfikir terbuka. Bukannya saya anti Microsoft, tetapi saya hanya tidak menyukai tindakan microsoft, seperti yang mas Agus tuturkan dalam artikel ini.

    ReplyDelete
  56. Maaf mas agus tetapi ada sesuatu yang salah dalam artikel anda ini.
    Saya masih sekolah di salah satu sekolah menengah kejuruan tetapi saya tidak menggunakan windows. Saya menggunakan GNU/Linux. Meskipun saya tidak terlalu pandai tetapi setidaknya ikut berpartisipasi di Open Source. Tidak ada yang sulit jika kita mau belajar dan berfikir terbuka mas Agus. Di internet, facebook sudah dibuka forum bagi mereka yang ingin belajar open source.
    Maafkan saya atas kelancangan ini.

    ReplyDelete
  57. Uwis tahu ngrasakke woh Apple durung?... asane luwih ueanaak masiyo mung sak cakotan ..

    ReplyDelete
  58. Jenenge wae bisnis kok gus, Linux cuma kalah marketing hehehe.

    ReplyDelete
  59. nek aku tak gawe dual boot..
    Linux jenenge tak ganti "Linux Mint Suegerr Ahhh...." terus windowse tak rename dadi "Wedhus Pitu Mambu!!!"...
    dan terbukti saya lebih memilih yang seger seger :D

    ReplyDelete
  60. Nganggo GNU/Linux wae, wis to...enak enak.. :p

    ReplyDelete
  61. kompi ku single OS, pake penguin :D
    lancar uwae ^_^

    ReplyDelete
  62. nyuwun sewu, btw kompie panjenengan ndamel OS nopo nggih? :)

    ReplyDelete
  63. Intinya.. mau pake OSX, Windows dan sebagainya PAKAILAH yang BAJAKAN .. Murah Meriah.. toh juga fungsi nya sama. saya dari SMP sd kerja JADI TKI pakai nya semua yang bajakan. "SEMANGAT BAJAKAN"

    ReplyDelete
  64. Kurang piknik po Gus. haha

    ReplyDelete
  65. cengkeraman sangkar emas. kalimatnya keren. benar. saya berkali-kali pindah ke linux, tapi tetap aja balik lagi.
    seringnya karna lawan pake windows yang memuat saya harus menyesuaikan. biar ga repot. duh.. lagi-lagi wes kadung penak

    ReplyDelete
  66. Apa yg bisa kita lakukan untuk melawan monopoli MS?

    ReplyDelete
  67. Kok ya aku baru sadar sekarang ya..

    ReplyDelete
  68. eh... ngunu tho gus, josh nan yha hahah

    ReplyDelete
  69. langsung praktek wae...
    takon mbah gog, ketik: cara install puppy linux di flashdisk, atau link dibawah ini
    https://riadyawan.wordpress.com/2008/11/14/install-puppy-linux-di-flashdisk-mu/
    cara koneksi internet dengan puppy linux:
    pakai android(linux milik google),...

    ReplyDelete
  70. Microsoft yang pinter atau user yang bodoh? Think again.

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger