Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Alasan yang Iklimis

| Thursday 7 January 2016 |

Namanya juga sedang koleng, tinggi, mabuk berat, jadi wajar saja bila Gembus bahkan sampai tak ingat jalan pulang. Itu lah yang akhirnya memaksa Gembus tidur di rumah Marcopolo malam itu.

Gembus tepar parah, ia tidur sampai pagi di rumah Marcopolo, dan baru terbangun saat mentari sudah cukup tinggi. Ia kaget karena sudah berada di Kamar Marcopolo.

Gembus segera keluar dan menuju ruang tamu, di sana, ia dapati Marcopolo sudah asyik menonton tivi. “Cuk, Ini aku kok bisa tidur di rumahmu tho?” tanya Gembus heran.

“Lha yo bisa, wong semalam kamu koleng berat, ndak ingat jalan pulang ke rumah, jadi kamu tidur disini” jawab Marcopolo sambil terkekeh, teringat adegan semalam saat berkali-kali Gembus salah arah jalan menuju rumahnya, dan bahkan sempat masuk ke rumah orang lain sebab dikira sebagai rumahnya sendiri, hanya karena bentuk terasnya yang hampir sama dengan rumahnya.

Gembus menengok jam dinding yang tergantung di dinding ruang tamu Marcopolo, sudah jam sepuluh. Ia segera terburu, lalu segera mencuci muka.

“Aku pulang dulu, cuk, sudah pagi, srengegene wis ngawe-awe,” pamit Gembus pada Marcopolo yang sudah nongkrong manis di ruang tamu. “Bilangke sama emakmu, matursuwun.” imbuhnya.

“Yo, cepet sana pulang, tahu jalan pulang tho?”

“Kalau lupa jalan lagi kan masih bisa balik lagi ke rumahmu, kamu masih bersedia menampung tho?”

“Ndasmu sempal!” Jawab Marcopolo ketus, “Mending nampung kimcil, iso ditumpaki

Gembus pun berlalu, keluar dari rumah Marcopolo, berjalan pulang dengan wajah yang masih agak semrawut.

Sesampainya di rumah, alih-alih disambut dengan sambutan kerinduan, Gembus justru langsung disambut dengan serapah oleh emaknya.

“Kemana saja kamu jam segini baru pulang? ndak mikir apa kalau pagi tadi ada sambatan usung-usung tikar buat acara gendurenan nanti sore!”

Gembus sudah memprediksi ini bakal terjadi. Karena sehari sebelumnya, Gembus memang berjanji untuk ikut bantu-bantu mengangkuti tikar juga kursi untuk keperluan kenduri yang akan dilangsungkan di rumah neneknya yang bersebelahan persis dengan rumahnya. Gembus sadar, bahwa ia berada dalam posisi salah, namun bagaimanapun, sebagai gentho pilih tanding, ia harus tetap mencari pembelaan.

“Aku tidur di rumah Marcopolo, mak”

“Lhaiya, trus kenapa jam segini baru pulang?”

Gembus bingung setengah mati mencari alasan yang bagus dan logis. Beruntung, ia punya jiwa improv yang lumayan mumpuni. Akhirnya, ia pun mendapat alasan yang dirasa tepat dan ampuh untuk membela diri.

“Aku sebenarnya pengin pulang tadi pagi mak, tapi maaf mak, disana tadi hujan deras.” Jawab Gembus mantap, ia terlihat puas karena punya alasan yang sangat defensif dan cukup masuk akal. Ia yakin, ibunya bakal segera maklum dengan alasan yang iklimis itu.

Namun, apa yang diharapkan Gembus ternyata salah besar.

“Hujan deras dengkulmu!” Bantah Ibunya.

Gembus pun terkaget, lagi bingung, mengapa ibunya membantah alasan yang ia ajukan, padahal menurutnya, alasan itu sangat logis dan acc-able. Barulah setelah berfikir sejenak, Gembus menyadari, bahwa alasan 'disana tadi hujan deras' yang baru saja ia tawarkan adalah alasan yang salah dan ngawur, sangat sangat ngawur, karena antara rumah Gembus dan rumah Marcopolo jaraknya hanya empat rumah.




Sawer blog ini

34 comments :

  1. pengunjung pertma lngsung geli wetenge loro kbeh mas gusmul,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha saya yg diceritani kisah ini sama Kebo juga gelinya setengah mati mas... hahaha

      Delete
  2. Replies
    1. Pokoknya jangan sampai sampeyan kesengsem sama Gembus, bakal berat... wkwkwk

      Delete
  3. Wakwakwakkkkkkkk.......
    Iklimis, dah full nggabrul
    Ternyata logika dlm ke"hayub-hayub"en sungguh riskan dg kekeliruan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha (((nggabrul))) wis suwe ra krungu kata kuwi

      Delete
  4. Cukup beralasan, siapa tahu hujane cuma di rumah Marcopolo. Emak nggak peka ya :-D :-D

    ReplyDelete
  5. alasan yang iklimis ya hujan
    hujan di rumah Marcopolo aja

    ReplyDelete
  6. jiancuk Gus, tiwas khidmah aku macane :v

    ReplyDelete
  7. Wah..siplah..dapat penyegaran dari Mas Mulyadi yang bikin geli...jadi lebih fresh..tks. salam.

    ReplyDelete
  8. Ni gembus apa Agus nih, hehehe...*curiga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sumpah mas, Gembus... bukan Agus *mlayu minggat

      Delete
  9. ealah jan... mungkin kwe seperjuangan karo kebo mungkin gus..

    ReplyDelete
  10. koncone sampean kok aneh2 mas jenenge ...gembus..marcopolo..kebo..gentho

    ReplyDelete
  11. Sepertinya saya sedang jatuh cinta dengan blog ini. #Tsahhh haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. trus, kapan sampeyan mau nembak blog ini?

      Delete
    2. Aha... Sepertinya itu ide yang bagus, Gus.

      Delete
  12. hahaha mantap bener si agan buat blog :)

    ReplyDelete
  13. Saya gak akan komen ya mas...jujur aja saya cuma pengen numpang link di salah satu blog yang saya masukin sebagai salah satu blog populer di tahun ini...semoga gak keberatan mas ya... Salam kenal & semoga sukses selalu !

    ReplyDelete
  14. nggonmu mabok jek musim to gus...

    ReplyDelete
  15. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger