“Wah, ponakanku ikut seleksi masuk SMA, dan diterima, tapi peringkatnya itu lho, mepet. Lha bayangkan, nilai ujian dia itu bagus-bagus, malah ada nilai 10-nya, lha kok ternyata pas diterima urutan 134 dari 140 siswa. Ngeri ya seleksi masuk SMA sekarang ini, ketatnya minta ampun” kata mas Dodo semalam, di sela-sela buka bersama dan gathering Komunitas Bahagia EA.
“Lha aku dulu sekelas dapat peringkat 38 dari 40 siswa, itupun karena yang dua siswa itu memang dari awal sudah nggak niat sekolah, lha opo ra ngeri?” timpal mas Puthut seakan tak mau kalah.
Saya jadi geli sendiri mendengarkan dua tokoh itu beradu kengerian perihal peringkat. Lha soalnya, dulu, waktu seleksi masuk SMA, dari 224 siswa yang diterima, saya peringkat 224.
Malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya.
Beradu Kengerian Peringkat
Yang Seharusnya Anda Perhatikan dari Bukber Alumni
Selain Iklan bersambung sirup Marjan, Sinetron Para Pencari Tuhan, dan bunyi ledakan petasan korek yang genit-genit kimcil itu, hal lain yang selalu ditunggu-tunggu oleh banyak orang di bulan Ramadhan adalah buka puasa bersama alumni sekolah satu angkatan. Bisa alumni SD, SMP, SMA, juga Universitas.
Undangan atau pemberitahuan buka bersama biasanya mulai datang saat puasa memasuki minggu kedua. Undangan ini sering bikin si penerima gundah gulana, karena acapkali waktunya bersamaan dengan undangan buka bersama alumni di jenjang yang lain.
Buka bersama alumni bukanlah buka bersama biasa, ia adalah buka bersama yang spesial, karena sekaligus bisa menjadi ajang reuni yang paling cocok dan tepat, terutama di jaman yang serba sibuk dan bergegas seperti sekarang ini.
Nah, jika anda cukup beruntung karena kawan-kawan satu angkatan anda mengadakan acara buka bersama, berikut ini saya punya beberapa hal yang mungkin bisa anda perhatikan saat acara buka bersama nanti.
Jadilah pengamat yang baik
Acara buka bersama alumni adalah saksi sebuah perubahan. Buka bersama alumni kerap menjadi saksi, betapa siswi yang dulu manis sopan sekarang tumbuh menjadi wanita karir yang cantiknya ngaudubilah setan, ia menjadi bukti transformasi yang berjalan di trek yang tepat. Buka bersama alumni juga menjadi saksi betapa siswi yang dulu dekil dan ndembik sekarang berubah jadi makhluk yang aduhai cantik dan menarik, ia menjadi bukti betapa janji-janji manis Natasha skin care bukan sekadar isapan jempol.
Nah, tugas anda adalah menjadi pengamat teman-teman wanita jenis ini. Lha siapa tahu, ada satu dua yang nyantol. Yah, kalaupun tak bisa dijadikan sebagai darling, setidaknya, ia bisa dijadikan sebagai sasaran empuk buat distalking.
Jangan pernah membawa pacar
Selain karena perkara kesenjangan sosial yang rentan menimbulkan iri, membawa pacar ke acara buka bersama alumni nyatanya memang bukan ide yang baik. Memang sih, dengan membawa pacar, harkat anda bisa sedikit terangkat karena anda jadi terlihat cukup laku. Tapi percayalah, jika anda nekat membawa pacar ke acara buka bersama alumni, anda akan lebih sering dijadikan bahan cibiran dan gunjingan. Lagipula, bukankah buka bersama alumni adalah acara internal, jadi mbok ya plis, ndak usah bawa-bawa orang luar, sungguhpun itu pacar sendiri.
Percayalah, badan anda tak akan meriang atau nggregesi hanya karena berpisah dengan pacar dua atau tiga jam lamanya.
Jangan pamer kesuksesan dan kekayaan
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa acara bukber alumni sering dijadikan sebagai ajang pamer kekayaan dan kesuksesan. Maklum lah, namanya juga manusia, selalu butuh pengakuan dari sesamanya.
Nah, Ajang pamer ini sebisa mungkin dihindari. Bukan apa-apa, selain bikin muak teman yang dipameri, hal ini juga sekaligus untuk mengamankan harga diri anda. Karena, ingatlah, sesukses-seksesnya anda, bisa jadi banyak kawan-kawan anda yang ternyata jauh lebih sukses daripada anda.
Ndak mau kan anda tengsin dan kisinan karena pamer sudah punya Honda Jazz tapi yang dipameri ternyata pakai Jaguar?
Tapi, jika ndilalah anda memang sudah benar-benar ngebet buat pamer, maka jangan tanggung-tanggung, bayari sekalian ongkos makan seluruh kawan-kawan anda, itu adalah cara pamer yang paling baik dan elegan yang bisa anda lakukan.
Obrolkan kenangan saat sekolah
Buka bersama alumni menjadi waktu yang paling pas untuk mengulang kenangan masa lalu, masa saat bersama-sama mengarungi masa sekolah. Mengenang kejadian-kejadian konyol dan wagu bersama kawan-kawan dulu. Mengenang kisah saat dulu kegep sama Guru BP saat ngudut di belakang kantin sekolah, mengenang kisah saat diputus pacar dan kemudian nangis mimbik-mimbik di lapangan basket, hingga mengenang kisah saat mbokep bareng-bareng di pojokan kelas sambil bermain tebak-tebakan nama pemeran.
So, cobalah untuk menghabiskan pembicaraan dengan obrolan seputar masa-masa sekolah dulu. Buka-bukaan aib satu sama lain.
Jangan pernah mengobrol hanya dengan beberapa kawan tertentu dengan tema pembicaraan internal yang hanya diketahui oleh beberapa orang. Biarkan semua berpartisipasi dalam pembicaraan.
Yang terpenting, usahakan datang
Ini poin yang penting. Selalu mengusahakan untuk datang. Banyak orang yang enggan datang ke acara buka bersama alumni dengan berbagai alasan, mulai dari alasan ekonomis seperti “malu karena belum punya kerjaan”, hingga alasan wagu seperti “takut ketemu mantan”, Sungguh, itu adalah sebuah kerugian yang nyata.
Jika dapat undangan buka bersama alumni angkatan sekolah, sebisa mungkin usahakanlah untuk datang. Jangan sampai tidak. Ingat, di luar sana, banyak siswa homeschooling yang selalu bermimpi untuk dapat undangan bukber alumni.
Di Atas Mesin Motor
Semalam, dengan ditemani kawan saya, Nico, saya berangkat ke Artos untuk membeli kasur lipat. Ndilalah, beberapa hari sebelumnya, saya sempat melihat promo kasur murah dari salah satu gerai kasur dan bedcover di artos. Kami berangkat motoran. Nico di depan, sedangkan saya yang mbonceng.
Perjalanan agaknya akan berjalan tanpa aral, hingga kemudian, sesampainya di parkiran artos, terjadilah adegan yang bajangkrek setan alas itu.
Di parkiran, sesaat sebelum memencet tombol tiket parkir, tiba-tiba saya kaget mak tratap karena mendadak ada sesuatu yang mencakar kaki saya yang berpijak pada footstep motor.
Trembelane, ternyata yang mencakar saya itu adalah kucing peliharaan saya yang ikut terbawa di motor. Jebul, sedari rumah, kucing saya ini nangkring di atas mesin motor. Dan kemungkinan ia mencakar karena tak tahan dengan mesin motor yang panas.
Niko terkekeh, sedangkan saya agak syok. Saya masih belum percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi pun bingung setengah mati.
“Wis, ditinggal neng parkiran wae,” Kata Nico
“Ditinggal parkiran ndasmu, lha nek engko ilang piye?”
“Halah, kucing koyo mene ki yo sopo sing meh nyolong?”
“Wegah, pokoke mbalik ngomah, kucinge balekke ndisik,”
“Wooo, asuuu, lha iki wis tekan kene, mosok ra sido tuku kasur”
“Prek, pokoke mbalik!”
Saya pun kemudian memutuskan untuk menunda membeli kasur lipat dan membawa pulang si kucing. Nico nampak mencak-mencak sendiri, tapi yo prek. Ini soal penebusan kesalahan karena keteledoran, bukan lagi soal kasur lipat.
Saya langsung membayangkan bagaimana seandainya kucing saya ini tidak tahan dengan panas mesin kemudian bergerak pindah tempat dan terseret ban hingga tubuhnya remuk terkoyak. Juga membayangkan bagaimana seandainya kucing saya terjatuh dari mesin dan kemudian terlindas oleh ban kendaraan lain.
Duuh, jika itu terjadi, maka pastilah saya akan merasa sangat bersalah dan penuh dengan penyesalan.
Beruntung, si kucing bisa ketahuan saat kami sudah berhenti dan berada di tempat parkir.
Saya sudah berkali-kali membaca anjuran tentang mengecek kendaraan sebelum bepergian, karena kucing seringkali nangkring di bagian mesin atau di atas ban. Dan selama ini saya tidak pernah benar-benar mengikuti anjuran tersebut.
Dan peristiwa malam tadi, agaknya bakal menjadi titik balik dalam mengubah kebiasaan saya sebelum bepergian.
*foto adalah adegan rekayasa yang sengaja saya rekonstruksi sebagai ilustrasi dengan menggunakan motor dan kucing yang sama.
Berkunjung ke Mandiri ArtJog 9
Jujur, saya memang bukan orang yang mengerti seni (tapi yo ndak buta-buta amat lho ya, nama-nama seperti Raden Saleh, Andy Warhol, atau Pablo Picasso, saya masih cukup tahu lah), mangkanya itu, saya ndak pernah kepikiran satu kali pun buat datang ke pameran seni bertaraf Internasional seperti Mandiri ArtJog 9. Padahal, event ini rutin digelar setiap tahun di Jogja sejak Sembilan tahun lalu.
Namun agaknya, tahun ini, peruntungan saya berkata lain. Gara-gara banyak kawan yang ngetwit dan pamer foto di acara Mandiri ArtJog 9, jiwa curiosity saya pun akhirnya membuncah. Ditambah dengan adanya kabar kalau Dian Sastro dan Raline Shah pun datang juga ke event ini. Maka, tanpa banyak mikir, saya pun memutuskan untuk mengunjungi Mandiri ArtJog 9. Yah, setidaknya itu bakal bisa jadi portofolio ke-artsy-an saya di masa depan.
Oh ya, buat yang belum tahu, apa itu Mandiri ArtJog 9, saya terangkan sedikit deh. Jadi, Mandiri ArtJog 9 adalah ajang perayaan tahunan seni rupa kontemporer internasional yang rutin diselenggarakan di Jogja. Nah, tahun ini adalah penyelenggaraannya yang ke-9
Mandiri ArtJog 9 tahun ini digelar selama sebulan penuh, yaitu dari 27 Mei hingga 27 Juni 2016 di Jogja National Museum dan bakal menampilkan 97 karya dari 72 seniman baik dari dalam maupun luar negeri.
Beberapa seniman terkemuka yang ikut berpartisipasi di Mandiri ArtJog 9 ini diantaranya adalah Joko Pekik, Eko Nugroho, Agus Suwage, Nasirun, Garin Nugroho, hingga Agan Harahap.
Saya datang ke Jogja National Museum sendiri, iya sendiri, bukan sama cewek, lha kan tujuan saya ke Mandiri ArtJog 9 ini salah satunya adalah mencoba untuk menjalin hubungan sama cewek. Ya kali aja gitu saya ada jodoh kalau sama cewek-cewek yang artsy, siapa tahu tho.
Di pelataran Jogja National Museum, saya sudah langsung disambut oleh karya seni pertama, yaitu sebuah instalasi terowongan vacuum yang mirip dengan baling-baling pesawat, karya instalasi ini dibuat khusus oleh seniman Heri Pemad. Instalasi vacuum di halaman Jogja National Museum ini oleh Heri Pemad dimaksudkan sebagai simbolisasi penyedot (vacuum) masyarakat agar mau datang dan ikut meramaikan Mandiri ArtJog 9 kali ini.
Untuk bisa masuk ke area pameran, pengunjung dibebankan biaya masuk sebesar 50 ribu rupiah, sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa, tarif yang dibebankan hanya setengahnya (hayo, kurang baik gimana coba panitianya, padahal tanggal muda, tapi kalian para pelajar dan mahasiswa masih saja dikasih diskon).
Pembayaran tiket masuknya sendiri tidak menggunakan uang tunai secara langsung, melainkan menggunakan Mandiri e-money. Bagi yang sudah punya Mandiri e-money, bisa langsung membayar dengan saldo e-money-nya, sedangkan yang belum punya, pengunjung bisa langsung membuatnya di boot Mandiri yang lokasinya tak jauh dari loket masuk dan dijaga oleh mbak-mbak karyawan Mandiri yang manisnya ngaudubillah setan.
Di dalam Jogja National Museum, area pameran sudah sangat ramai oleh pengunjung, sebagian besar adalah anak-anak muda. Saya cukup beruntung karena datang di hari biasa, karena kalau pas akhir pekan, jumlah pengunjungnya bisa membludak, bisa sampai lima ribu pengunjung per hari, sehingga bakal susah kalau mau foto-foto bareng karya, soalnya harus antri bergantian.
Selama berkeliling melihat karya, saya ditemani oleh mbak Hamada Adzani, Manajer Komunikasi dan Publikasi Mandiri Art Jog, Mbak bergingsul manis ini sangat paham dan nglothok soal seni, sehingga setiap kali saya ndak mudeng soal karya yang dipamerkan atau seniman yang membuatnya, saya bisa langsung bertanya sama belio.
Di lantai pertama Jogja National Museum, saya sudah langsung disuguhi banyak karya seni yang menarik dan menakjubkan, namun perhatian saya jelas tersita oleh karya Eko Nugroho, itu lho, seniman yang pameran tunggalnya bisa mempertemukan Rangga dan Cinta di film AADC 2.
Di Mandiri ArtJog 9 kali ini, Eko Nugroho menampilan karya seni bertajuk “Street Talk series”, yang merupakan instalasi lukisan dengan metode bordir di atas media tekstil. Lukisan bordir karya Eko Nugroho ini mengambil objek foto-foto keseharian yang pernah dikumpulkan oleh Eko Nugroho selama perjalanannya mengunjungi beberapa negara.
Karya Eko Nugroho ini menjadi salah satu karya yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung. Maklum, euforia AADC2 memang masih cukup kental, sehingga banyak orang yang penasaran sama karya Eko Nugroho ini.
Lain Eko Nugroho, lain pula Rudi Mantofani. Jika Eko Nugroho menggambarkan dunia dengan lukisan bordir, Rudi Mantofani justru menggambarkan dunia dengan instalasi replika bola dunia dalam wujud apel. Menurut si empunya karya seni, karyanya ini dimaksudkan untuk mengajak publik untuk menemukan pengalaman estetis melalui benda keseharian yang tampak biasa.
Banyak karya seni mahal di Mandiri ArtJog 9. Lukisan karya Nasirun, misalnya. Lukisan oil on kanvas berjudul “Untitled” miliknya konon dibanderol dengan harga empat miliar, sekali lagi empat miliar sodara. Dengan uang segitu, sampeyan bisa buka konter pulsa sampai ratusan cabang banyaknya.
Di Mandiri ArtJog 9 ini, saya melihat bahwa seni tak selalu tentang karya yang ribet, nyastra, ataupun roman. Ada kalanya, seni juga bisa tentang karya yang sederhana, yang tidak perlu ndakik-ndakik. Karya Angki Purbandono dan Ahadi Bintang menjadi salah dua buktinya.
Angki Purbandono menampilkan karya berisi kolase foto-foto dirinya, keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabatnya dalam rangkaian instalasi yang sangat menarik dan dekoratif.
Sedangkan Ahadi Bintang (yang berkolaborasi dengan Alfredo and Isabel Aquilizan Fruitjuice Factory Studio Jogjakarta) menampilkan karya berupa instalasi motor rusak serta hiasan plat yang berisi aneka umpatan-umpatan yang sering muncul dari kekesalan para pengguna jalan raya.
Karya foto-foto editan dari Agan harahap juga tak kalah mempesona. Seniman foto digital yang pernah bikin heboh karena mampu menghadirkan seleb-seleb Holywood dalam bingkai kehidupan masyarakat Indonesia ini mampu membuat pengunjung tersenyum simpul. Ia membuat kolase foto editan menggunakan obyek tokoh-tokoh dunia dengan latar peristiwa yang begitu lucu dan jenaka.
Karya-karya dari seniman lain juga tak kalah mempesona. Masing-masing punya keindahan, keunikan, dan maksud estetika tersendiri. Ini pula yang membuat Mandiri ArtJog 9 sangat layak untuk dikunjungi.
Sungguh, ini kunjungan yang sangat menyenangkan dan tidak akan pernah saya lupakan. Lha kapan lagi bisa melihat pameran seni internasional yang menampilkan karya-karya dari seniman-seniman terkemuka hanya dengan tiket masuk sebesar lima puluh ribu?