Kadang dalam kesendirian, saya merasakan kemirisan yang teramat dalam. Betapa tidak, di usia saya yang sudah menginjak 23 tahun ini, saya belum juga diberikan momongan, eh, pendamping maksudnya. Pokoknya ngenes. Dua adik perempuan saya sudah kenal yang namanya pacaran, adik pertama saya malah sudah gonta-ganti pacar. Sedangkan saya? Persis seperti absensi kelas satu SD, Nihil.
Kawan-kawan seangkatan saya rata-rata sudah pada punya pacar, beberapa ada yang sudah berumah-tangga, dan bahkan segelintir diantaranya malah sudah punya anak, untung saja ndak ada satupun teman seangkatan saya yang sudah punya cucu.
Nah, atas dasar itulah beberapa tetangga dan kerabat sering meledek saya, "Kapan kamu mau kawin?", dan biasanya saya jawab dengan enteng, "Saya masih mencoba mencari wanita terbaik, karena selama ini, wanita-wanita yang mendekati saya hanya mengincar tubuh saya semata" #Hassuk.
"Saya ini kan kerjanya belum mapan, belum punya kapabilitas untuk berumah tangga, lha wong masang regulator tabung gas saja saya masih belum cakap kok. Ibarat buah, saya ini masih belum gemading ataupun matang, saya ini masih mentah,"
"Lho, tapi kan buah mentah bisa dimatengkan lebih cepat, pakai karbit misalnya, Hayo!, jadi kapan kamu mau nikah gus!", sanggah kerabat saya.
Ah, pokoknya kalau sudah urusan nikah, saya pasti kalah omong. Selalu kena skak mat dan kehabisan kata-kata untuk menyanggah. Padahal kalau sudah ngomongin hal lain, mulut saya ini sudah bagaikan magazine yang pelurunya berebutan untuk keluar.
Dikiranya saya ini ndak pengin nikah apa? Saya ini sebenarnya juga sudah pengin nikah, Imron saya sudah bergejolak sejak lama. Tapi hanya belum ada saja calon yang bersedia cocok. Jadi mau gimana lagi, ya harus sabar. Sabar sampai Alloh mempertemukan jodoh saya kepada saya. Toh saya sudah berusaha, mulai dari stalking sampai ngegombal. Berdoa juga ndak ketinggalan. Padahal dalam hal kriteria wanita idaman, saya ndak menuntut kriteria yang tinggi-tinggi kok, Cantik ndak papa, yang penting kaya dan sholekhah.
Dan juga sebagai laki-laki, saya ini baik hati, pinter, rajin nabung, bukan tapol, punya blackberry lagi (walau bekas dan ndak pernah saya paketin). Hayo, kurang apa lagi coba? kan ya cuman kurang cakep aja tho?
Nah, untuk para wanita lajang yang kebetulan baca blog ini, saya kasih tahu satu hal. Kalau anda nikah sama pria cakep, putih, tinggi, kaya, lagi baik hati, yakinlah, setiap ditinggal suami, maka anda akan senantiasa was-was, takut suami anda dicolek perempuan lain. Tapi kalau anda nikahnya sama pria yang mukanya minoritas (saya contohnya), maka anda akan tetap tenang dan istiqomah di rumah saat ditinggal suami. Boro-boro dicolek perempuan lain, setan mau ndulit juga sungkan.
Jadi, untuk para perempuan, sudahkah anda minum yakult hari ini?
Artikel ini juga Diulas di Yahoo, Silahkan Dibaca Disini
Nikah-nikah bathukmu sempal
Tentang Taji roda bergerigi di sepatu Cowboy
Saya selalu suka dengan film bernuansa Cowboy (Bukan Coboy seperti penulisan Coboy Junior). Bagi saya, Film Cowboy selalu nampak menarik. Tentu bukan melulu tentang kuda, namun juga tentang bar dengan pintu dorongnya yang teramat khas, tentang adu tembak dengan pistol antara dua jagoan, tentang jumawanya seorang sherif, tentang putaran tali lasso, dan tentang banyak hal yang berhubungan dengan Cowboy. Kesukaan saya pada Cowboy ini pula yang membuat saya sedikit banyak menyukai lagu-lagu country.
Berkali-kali menyaksikan film Cowboy, ada satu hal yang hingga kini selalu menjadi pertanyaan sulit bagi saya. Yaitu tentang benda berbentuk roda bergerigi yang kerap terpasang di belakang sepatu cowboy (semacam taji di sepatu cowboy). Sungguh Saya tak tahu benda ini namanya apa, dan fungsinya untuk apa.
Hal ini mungkin nampak sepele, namun sukses membuat saya penasaran dalam jangka waktu yang cukup lama. Mau saya cari di google tapi ndak tahu keyword apa yang harus saya masukkan.
Setelah menonton film Rango beberapa waktu yang lalu, tekad saya untuk mengetahui nama dan fungsi benda ini pun semakin besar dan seakan tak terbendung. Akhirnya saya cari di Yahoo answer, dan alhamdulillah, walau dengan bahasa linggis yang belepotan, akhirnya saya mendapat jawaban.
Usut punya usut, ternyata benda ini namanya Spurs. Fungsinya seperti yang sudah saya terka sebelumnya, yaitu untuk menepak bagian tepi pantat kuda saat kuda mulai berlari pelan, tepakan Spurs ini akan membuat kuda takut dan kembali berlari kencang.
Konon, Bentuk Spurs sengaja dibuat bergerigi agar si Cowboy tak perlu menepak terlalu keras (kadang malah cukup dengan menempelkan permukaan Spurs ke pantat si kuda), sehingga si Kuda tak terlalu merasakan sakit.
Penggunaan Spurs ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, karena menurut banyak praktisi berkuda, penggunaan spurs bisa digantikan dengan pengoptimalan tali kekang kuda.
Bahkan untuk kuda yang sudah sangat terlatih dan dekat dengan penunggangnya, untuk memacunya berlari lebih kencang cukup dengan menggunakan isyarat sentuhan tangan dari sang penunggang. Tanpa harus menarik tali kekang dengan kencang ataupun menepak pantat kuda dengan cambuk ataupun spurs.
Penggunaan spurs ini setahu saya hanya populer di ranah Amerika, sedangkan di Asia, spurs jarang digunakan. Apalagi di Indonesia.
Buktinya, sampai sekarang, saya belum pernah lihat Pak Prabowo mengendarai kuda pakai Spurs. Iya kan? Dan rasanya, sampai kapanpun, Pak Prabowo tak akan pernah memakai spurs, karena saya yakin, Pak Prabowo tak perlu menggunakan spurs untuk menakut-nakuti kudanya agar mau berlari lebih kencang. Ayolah, Kuda manapun pasti sudah cukup takut dengan pak Prabowo. Jadi, Kalaupun beliau menggunakan spurs, mungkin fungsinya bukan untuk memacu kudanya, melainkan untuk mengiris pizza. (hehehe, becanda lho pak, becanda).
A good rider doesn't need reins, a good rider doesn't need spurs, a good rider doesn't need a saddle. A good rider, doesn't even need a horse.
Giveaway syukuran terbitnya "Jomblo Tapi Hafal Pancasila"
Halo, selamat siang mas mbak semuanya. Semoga sampeyan semua senantiasa dalam lindungan Yang Maha Kuasa.
Jadi begini, Dalam rangka syukuran atas terbitnya buku pertama saya, "Jomblo Tapi Hafal pancasila", saya berniat menggelar giveaway (kontes) kecil-kecilan. Yah, namanya juga kecil-kecilan, jadi hadiahnya juga kecilan-kecilan.
LALU APA SAJA HADIAHNYA?
Pemenang 1
Mendapatkan satu buah buku "Jomblo Tapi Hafal Pancasila" dan satu buah buku "Ayah Edy punya Cerita"
Pemenang 2
Mendapatkan satu buah buku "Jomblo Tapi Hafal Pancasila" dan Buku "Sebelas Patriot"
Pemenang 3
Mendapatkan satu buah buku "Jomblo Tapi Hafal Pancasila"
Pemenang 4-6
Masing-masing mendapatkan Pulsa 25 ribu
Update
Akhirnya, tiba juga tanggal 12 Agustus, tanggal yang saya janjikan untuk mengumumkan daftar pemenang Giveaway Jomblo Tapi Hafal Pancasila.
Alhamdulillah, sampai waktu yang ditentutkan, ada 31 peserta yang mendaftarkan artikelnya, jumlah yang cukup banyak menurut saya, karena inilah kali pertama saya mengadakan Giveaway.
Dari seluruh peserta, semuanya membuat artikel review yang teramat bagus dengan gaya tulisan khas masing-masing blogger, saya sampai bingung menentukan siapa saja pemenangnya.
Pada akhirnya memang saya harus memilih. Dan setelah melalui seleksi yang menurut saya sendiri cukup sulit, inilah pemenang Giveaway Jomblo tapi Hafal Pancasila
Pemenang 1
http://yuniarinukti.com/1120/agus-mulyadi-hafal-pancasila
Pemenang 2
http://resti-pratiwi.blogspot.com/2014/08/agus-mulyadi-jomblo-tapi-punya-buku.html
Pemenang 3
http://kopputih.blogspot.com/2014/08/agus-mulyadi-semoga-lekas-duwe-bhojo.html
Pemenang 4
http://www.noormafitrianamzain.com/2014/08/agus-mulyadi-njaluk-rabi-blogger-kocak.html
Pemenang 5
http://nenghepi.blogspot.com/2014/08/gus-mul-blogger-jomblo-njaluk-rabi.html
Pemenang 6
http://rezoum.tumblr.com/post/92996623648/review-blog-gus-mul-www-agusmulyadi-web-id.
Matursuwun Saya ucapkan kepada seluruh peserta yang sudah sudi mengikuti dan meramaikan GA kecil-kecilan saya. Matursuwun atas segala apresiasinya. Juga Mohon maaf untuk para peserta yang belum beruntung. Sungguh, andai saya punya stok buku sejumlah 31 buku, pasti sudah saya berikan kepada seluruh peserta, namun apa daya, saya hanya sanggup menyediakan beberapa hadiah, jadi saya harus memilih segelintir diantara 31 tersebut.
Matursuwun, Matursuwun, Matursuwun
Untuk seluruh pemenang akan saya hubungi segera, untuk pemenang hadiah buku, mohon untuk memberitahukan alamat pengiriman hadiah, selambat-lambatnya hari jumat besok, agar hadiah bisa segera saya kirim. Untuk Pemenang hadiah Pulsa, akan segera ditransfer esok hari
Buku Pertama saya: "Jomblo tapi Hafal Pancasila"
Selamat sore mas mbak. Bagaimana kabar sampeyan? semoga senantiasa baik, ceria, sentosa, dan sumringah.
Jadi begini mas mbak, saya hanya ingin memberitahukan, bahwasanya Buku saya "Jomblo Tapi Hafal Pancasila" Alhamdulillah sudah terbit.
Buku ini bisa dibeli di Toko-toko buku terdekat, atau bisa juga dibeli via online di Parcel Buku, Buka Buku, StarBuku, atau Mizanstore.
(gambar kiriman dari @NotedCupu)
Untuk para pembaca blog ini, kalau sampeyan berminat, silahkan dibeli, dibaca, dan dipinjamkan ke orang lain. Semoga terhibur dengan buku saya.
Tentang Buku Jomblo tapi Hafal Pancasila
Buku ini berisi artikel-artikel saya yang pernah saya posting di blog ini plus artikel baru yang belum pernah saya publish. Persentasenya 60% artikel di blog dan 40% artikel baru. Jadi untuk para pembaca blog saya yang membeli buku ini, mungkin akan sedikit kecewa karena banyak artikel yang sudah pernah saya posting di blog ini.
Hingga saat ini, saya masih susah untuk percaya jika artikel-artikel saya yang tercecer di blog pribadi maupun media lain akhirnya bisa dibukukan. Sungguh ini adalah salah satu pencapaian yang sangat menggembirakan bagi saya.
Awal terjadinya kesepakatan penyusunan buku ini pun saya rasa agak wagu. Entah betapa bejo-nya saya, beberapa bulan yang lalu, saya mendadak tenar gara-gara kasus edit foto bareng artis, dari situ kemudian banyak yang tertarik untuk mengunjungi blog saya, dan Ndilalah Alhamdulillah ternyata banyak yang menilai kalau tulisan saya di blog enak untuk dibaca. Lalu datanglah tawaran untuk membuat buku bersama Bentang Pustaka yang disampaikan sendiri oleh sang Editor. Saya pun menyetujuinya. Yah, begitulah. Tak ada yang istimewa. Saya sama sekali tak punya pengalaman atau minimal punya disiplin menulis yang mumpuni. Jadi bisa dibilang, saya bisa menulis buku ini ya karena modal bejo dan modal Ndilalah.
Seluruh isi yang terdapat dalam buku sederhana ini adalah kumpulan catatan kisah keseharian saya maupun pemikiran-pemikiran bodho saya. Jadi jangan harap sampeyan bisa tambah pinter atau tambah cerdas setelah membaca buku ini. Pun saya juga tak bisa menjanjikan anda akan selalu tersenyum setelah membaca buku ini.
Yang pasti, saya selalu ingin memberikan manfaat-manfaat dan wejangan terselubung dalam bentuk kisah maupun artikel tentang keseharian saya yang saya coba kemas dalam bentuk yang sejenaka mungkin (walaupun sekali lagi saya ndak jamin, itu bisa membuat anda tersenyum atau tidak). Beberapa memang ada judul yang sama sekali tak ada unsur jenaka-nya, namun sisanya saya jamin ada. Lagipula, sampeyan harus ingat, ini buku, bukan Komeng atau Cak Lontong.
Saya juga sebenarnya ndak yakin apakah buku ini bisa laku keras, karena menurut saya, kisah-kisah keseharian saya yang saya tuangkan dalam buku ini saya rasa memang kurang menarik untuk dibaca (bahkan untuk dijalani). Tapi jika kok ndilalah buku ini ternyata laku keras, jelas itu adalah sebuah penghargaan yang sangat besar bagi saya. Dan itu sangat membantu mendongkrak perekonomian keluarga saya. Saya berharap, sampeyan dapat buku ini dari hasil membeli, bukan hasil minjem atau malah hasil dari ngutil. Karena asal sampeyan tahu, setiap sampeyan beli satu eksemplar buku ini, secara tidak langsung sampeyan sudah membantu satu anak manusia untuk meninggalkan status bujang-nya.
Agus Mulyadi (Blogger, Lapendoz)
Pengumuman!
Saya ingin memberikan buku ini gratis kepada 3 komentator terbanyak blog ini, Untuk pembaca yang merasa punya akun Andy MSE, Alris, dan Indri Lee, mohon kalau njenengan baca update ini, silahkan berkomentar dengan akun yang biasa anda gunakan untuk berkomentar di blog ini, lalu kirim kontak ke agus@agusmulyadi.com, matursuwun.