Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Milung, Mie Ayam yang turun Kasta

| Sunday 19 May 2013 |

Bicara soal makanan khas Magelang, hmm, sebenarnya ada banyak sekali makanan khas yang berasal dari Magelang, Mulai dari gethuk, ketan hijau, bakso kerikil, tahu kupat, lenteng, milung, dan masih banyak lagi makanan khas lainnya (plis gus, jangan nafsu). Jika dalam blog lai saya pernah menuliskan tentang Gethuk, Si Ketela yang naik kasta, maka dalam blog, saya akan menuliskan sesuatu yang berbeda tentang makanan khas magelang, namun sangat berkebalikan dengan artikel saya pada lomba Jelajah Gizi yang pertama, yaitu tentang Milung, Mie Ayam yang turun Kasta.

Milung Magelang

Apa sih milung itu? Milung adalah nama makanan khas Magelang, namanya merupakan akronim dari Mie Balung, alias Mie Tulang. Milung ini merupakan makanan sejenis Mie Ayam, hanya saja daging ayam yang digunakan pada Mie ayam diganti dengan Balungan (Sisa-sisa potongan tulang ayam yang masih menyisakan sedikit daging), selain itu, mie yang digunakan juga bukan mie gandum seperti yang digunakan pada mie ayam, melainkan menggunakan mie instan biasa yang banyak dijual di warung-warung, maka dari itu tak heran jika kemudian saya menyebut Milung sebagai Mie Ayam yang turun kasta.

Milung Magelang

Milung mungkin belum terlalu terkenal, karena Milung sendiri memang baru mulai populer di Magelang pada pertengahan tahun 2009, alias belum lama ini, tak jelas pula siapa yang menemukan ide peracikan makanan yang satu ini, yang jelas berdasarkan informasi yang saya dapat dari Mbak Ninik, salah satu pedagang Milung di kampung saya, Milung diketahui dikenalkan pertama kalinya oleh salah seorang pedagang di Pasar Keplekan, Magelang (maaf, mbak Ninik sendiri tidak tahu nama pedagang tersebut). Ide peracikan Milung ini ditengarai untuk menghasilkan makanan yang sejenis dengan Mie ayam, namun dengan harga yang lebih murah, akhirnya dipilihlah komposisi pengganti mie ayam yang lebih murah, dan kemudian digunakanlah mie instan untuk menggantikan mie gandum, serta balungan untuk menggantikan daging ayam. Dan karena daging ayam diganti dengan Balungan itulah maka kemudian hidangan varian baru ini diberi nama Milung, alias Mie Balung.

Milung Magelang Milung Magelang

Milung Magelang Milung Magelang

Milung Magelang Milung Magelang

Milung sendiri lumrah dijual pada kisaran harga 2.500 - 3.500 rupiah per porsi, jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga Mie ayam yang biasanya dijual pada harga 5.000 - 7.000 rupiah per porsi.

Untuk masalah rasa, Milung jangan diragukan kelezatan dan kenikmatannya, karena selain menggunakan bumbu mie instan sebagai perasa, Milung juga masih menggunakan perasa spesial, yaitu bumbu balung, alias campuran kaldu rica-rica balung, sehingga terasa sekali aroma ayam-nya (kendatipun hanya balungan). Tambahan irisan timun, loncang, seledri, dan juga irisan sawi makin menambah semarak dan sedap si Milung ini.

Kendatipun menggunakan Tulang atau Balungan sebagai komposisi utama, namun ternyata pengemar Milung ini cukup banyak, menurut pengakuan orang-orang yang menggemari Milung, menikmati Milung merupakan keasyikan tersendiri, karena butuh sedikit tenaga ekstra untuk ngrikiti Balungan (menggigiti sisi luar tulang untuk mencari dagingnya) pada milung. Saya sendiri sangat suka untuk ngrikit balung, karena bagi saya, adalah sebuah kepuasan tersendiri saat kita bisa menghabiskan daging yang menempel pada balung atau tulang yang tersaji. Serasa jadi kelinci, hehehe.

Milung Magelang

Milung Magelang

Untuk urusan Gizi, Milung memang tak terlalu punya kandungan gizi yang istimewa, karena komposisi utama yang digunakan pun hanyalah Mie Instan dan Balungan. Mie Instan sendiri diketahui memiliki Kandungan Gizi yang lumayan, diantaranya adalah Betakaroten, Protein, Natrium, aneka vitamin (Vitamin A, Vitamin B12, Vitamin B1, Vitamin C, Vitamin B6) dan kandungan gizi lainnya. Selain itu, kandungan gizi pada Milung juga didukung oleh Lemak pada Daging ayam di balungan (walaupun hanya sedikit), serta kandungan gizi pada sawi yang berupa vitamin, mineral, dan folat. Namun tentu perlu diketahui, bahwasanya bahan utama Milung adalah Mie Instan, yang mana diketahui bahwa hampir sebagian besar Mie instan mengandung lilin dan MSG, maka alangkah baiknya untuk tidak mengonsumsi Milung secara berlebihan atau terus-terusan, karena justru akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh. Jadi bagi para penikmat Milung, santaplah Milung sewajarnya saja, minimal 2 hari sekali lah.

Pokoke, Milung maknyus lah.

Foto hasil dokumentasi Pribadi




Sawer blog ini

6 comments :

  1. boleh juga tuh mas, milungnya, paketin via JNE ya..

    ReplyDelete
  2. Kang teguh : Wah, lha Milung iki Limited edition je, ndak sembarang orang bisa menikmati, hanya orang-orang terpilih, hehe.. Takutnya kalau saya kirim, nanti anda ndak kuat dengan sensasi kelezatannya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha bener Lek !! enaaaakk tenan..

      Delete
  3. ooo namanya milung to, saya baru tau setelah baca ulasan njenengan mas agus...
    soalnya pernah suatu kali waktu perjalanan ke pekalongan, saya istirahat di daerah magelang, dan saat pesan mie ayam yg disajikan mie ayam yang sedikit berbeda dari biasanya saya makan. kelihatan sekali kalo mie nya dari mie instan, dan ayamnya kebanyakan balungan yang sudah di cops2 jadi lebih kecil. saya pikir waktu itu mas nya kehabisan mie jadinya diganti mie instan, tibane ada jenisnya tersendiri to... hehe

    ReplyDelete
  4. Hihihihi jadi kangen sama milong mba semi tidar sari :-)

    ReplyDelete
  5. woalah mi long jebule mie karo balung

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger