Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Keberkahan dalam selembar Brosur

| Wednesday 12 June 2013 |

Dalam sebuah acara pameran produk herbal di kota saya beberapa waktu yang lalu, ayah saya membawa pulang banyak sekali brosur di tangannya, Saya perkirakan mungkin sekitar 50 lembar, semuanya berisi summary dan profil produk-produk obat herbal (baik obat raga maupun obat kuat) dengan komposisi paten herbal seperti habbatussauda, zaitun, madu, dan sebangsanya. Dan hampir semuanya punya merek berbau padang pasir (minimal dimulai dengan awalan Al-).

Dari sekitar 50 lembar brosur tadi, konten brosurnya hampir semuanya sama: nama produsen, nama produk, keunggulan, harga, dan nomor sales yang bisa dihubungi. Klise sekali untuk ukuran brosur produk herbal.

Namun ada satu brosur yang menarik minat saya, yaitu brosur produk madu Syamil (Tidak, tidak, saya tidak bermaksud untuk promosi), sebuah produk madu yang diproduksi oleh Mitra Ihsan Sejahtera, salah satu produsen herbal terbesar di kota Bogor.

Mengapa saya tertarik dengan brosur mereka? Karena mereka benar-benar mampu memasukkan sisi kemusliman dalam brosur mereka. Bayangkan, Alih-alih menampilkan gambar produk secara penuh di layout brosur serta menonjolkan kelebihan si produk, brosur madu Syamil dari Mitra Ihsan sejahtera malah menampilkan bacaan doa singkat, diantaranya adalah Doa untuk kedua orang tua, doa supaya diberi Kesehaan, dan doa supaya ditambah ilmu. Porsinya seitar 50% dari halaman brosur.

Pada halaman sebaliknya malah lebih sangar, karena menampilkan panduan cara membaca huruf hijaiyah lengkap dengan pelafalan dan huruf latinnya, tak tanggung-tanggung, porsi konten-nya mengambil 75% dari total halaman brosur.



Cara ini bisa jadi hanya teknik marketing belaka, namun jika kita telusur, cara yang dipakai oleh Mitra Ihsan Sejahtera ini adalah cara yang ampuh untuk menumbuhkan semangat muslim yang sebenarnya. Bagaimana tidak, brosur yang mereka berikan bukan hanya sebagai media perkenalan produk, namun juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran spiritualitas berlabelkan keislaman. Yah setidaknya orang yang membaca brosur ini bisa mengetahui sekilas bagaimana lafal doa untuk kedua orang tua, atau jika sudah tahu sebelumnya, setidaknya membaca satu kali lagi melalui brosur ini.

Memang, dari sisi efisiensi promosi, cara ini mungkin dianggap sedikit kurang maksimal untuk mengenalkan produk, karena pembaca brosur mungkin akan lebih fokus melihat kumpulan huruf hijaiyah maupun doa supaya diberi kesehatan ketimbang melihat produk beserta uraian dan keunggulannya. Namun tentu saja jangan pernah lupa, keberkahan orang yang membaca doa melalui brosur ini jelas punya nilai sendiri di mata Alloh SWT.

Dan nyatanya, dari 50 brosur yang dibawa bapak saya, hanya brosur Madu Syamil dari Mitra Ihsan Sejahtera inilah yang saya baca, yang lainnya hanya saya lihat sekilas.

Secara hitungan awangan, dari seratus orang yang membaca produk di brosur ini, mungkin Alloh akan menggerakan satu orang untuk membeli produknya, Namun dari satu orang yang membaca doa untuk kedua orang tua melalui brosur ini, Alloh jelas akan memberikan hitungan khusus, mungkin bukan berupa transaksi pembelian, melainkan berupa keberkahan, dan saya yakin, keberkahan itu nilainya jauh lebih besar dari harga 100 botol madu Syamil sekalipun.

Hal inilah yang seringkali tak dipahami oleh para pengusaha muslim kita, mereka selalu terorientasi pada hasil materinya, dn bukan keberkahannya. Padahal Alloh SWT sendiri sudah menjamin, bahwasanya berbisnis dengan Alloh SWT adalah bisnis nyata yang tak akan pernah merugi.




Sawer blog ini

10 comments :

  1. Replies
    1. koreksi masbos nulis ALLAHnya pake huruf Aya jangan pake huruf O,
      tq

      Delete
    2. Maaf koreksi juga..., Insya Allah...Pakai sya (syin) buka sha (shad)..

      Delete
  2. Brosur yang kreatif. Informasinya mudah2an menjadi berkah usahanya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berkah usahanya dan laris pula madunya....

      Delete
  3. wew....ijin share kang :).

    ReplyDelete
  4. kata guruku itu namanya softselling.

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger