Agus Mulyadi Njaluk Rabi

5 Hal yang akan Saya Lakukan Seandainya Saya adalah Rangga

| Tuesday 3 May 2016 |



Bagi banyak wanita, tentu sosok Nicholas Saputra sebagai Rangga di film AADC akan susah digantikan oleh siapapun. Ya, oleh siapapun. Bahkan oleh sosok yang jauh lebih tampan dari Nicholas Saputra sekalipun. Mau dibikin sekuel sebanyak apapun dalam berbagai versi, Rangga harus tetap Nicholas Saputra.

Wiro Sableng mungkin bisa diperankan oleh Tony Hidayat, Ken Ken, atau Abhie Cancer. Spiderman juga mungkin bisa diperankan oleh Tobey Maguire, Andrew Garfield, ataupun Tom Holland. Tapi Rangga, ia hanya bisa diperankan oleh Nicholas Saputra. Hal ini tak bisa diubah, karena memang sudah begitu aturan mainnya. Hukum AADC harus ditegakkan setegak-tegaknya.

Sebagai seorang AADC-ers yang kaffah, saya mencoba untuk mematuhi dan menjunjung tinggi hukum AADC, dimana Rangga tak bisa digantikan oleh siapapun.

Tapi sayang, ini adalah Mojok, situs dimana banyak aturan main boleh dan bisa ditabrak sesukanya, situs dimana hukum AADC tidak dijadikan rujukan yang utama.

Maka, untuk kali ini saja, izinkan saya menyaru sebagai Rangga.



Menjadi seorang Rangga tentu bukan hal yang mudah. Ia harus selalu kalem dan cool, padahal seperti yang sampeyan tahu, saya adalah makhluk yang paling susah jika harus disuruh macak kalem. Selain itu, saya juga tak bisa betah jika terus disuruh berfikir dan bertindak dari sudut pandang seorang Rangga.

Nah, atas dasar itulah saya menyusun daftar hal apa saja yang akan saya lakukan seandainya saya adalah Rangga. Tentu menurut sudut pandang nalar saya.

Apa sajakah? Monggo disimak.

Saya akan mengakui penetapan saya sebagai pemenang lomba puisi dan mengambil hadiahnya

Ya, itu adalah hal pertama yang akan saya lakukan seandainya saya menjadi Rangga. Saya akan datang ke lapangan upacara, lalu mengakui dan menerima hadiah atas kemenangan saya di lomba puisi yang saya ikuti secara tidak sengaja itu (karena bukan saya yang mendaftarkan puisi saya).

Ini tentu langkah yang bijak dan taktis. Mang Diman girang, pak Kepala Sekolah tidak kebingungan, dan Saya juga senang karena dapat hadiah. Apalagi menurut desas-desus yang beredar, konon hadiah lomba puisi waktu itu adalah voucher belanja Indomaret yang nilainya cukup menggiurkan. Yah, kapan lagi bisa dapat snack Pocky dan Sari Roti gratis cuma karena nulis puisi?

Saya tak khawatir penerimaan hadiah itu akan meghambat kisah asmara antara saya dan Cinta. Karena saya sadar, menerima atau tidak menerima hadiah, toh Cinta bakal tetap mewawancarai saya, secara dia itu kan orang mading, ditambah dia juga merasa gagal karena puisinya kalah kece dan ciamik dibandingkan puisi saya.

Mangkanya, saya heran banget sama Rangga (yang asli), mengapa ia menolak mengakui dan menerima hadiah lomba puisi itu. Ganteng sih ganteng, tapi gobloknya itu lho, nggak ketulungan.

Saya tak akan mengajak Cinta ke toko buku

Setelah sukses mendekati Cinta, saya tak akan mengajaknya ke toko buku, apalagi toko buku bekas. Kenapa? Karena saya sadar, mengajak wanita ke toko buku bukanlah hal yang romantis. Toko buku adalah tempat yang suci dan sakral, ia tak pantas menjadi tempat yang hanya menjadi ajang pamer keromantisan dan intelektualitas.

Karena itulah, saya lebih memilih mengajak Cinta ke warnet, untuk kemudian mengajarinya bagaimana cara membuat akun di Tokopedia atau Bukalapak, lalu membeli buku secara online di sana. Itu adalah cara yang etis dan romantis tanpa harus merusak kesakralan toko buku.

Hari gini masih ngedate di toko buku? Duh Gusti paringono ekstasi…

Saya akan mengajak Cinta nonton film di rumah

Mengajak seorang wanita ke kafe lalu menjebaknya agar tampil untuk menyanyi atau membaca puisi di hadapan segenap pengunjung kafe adalah sesuatu yang sangat tidak pantas bagi seorang lelaki. Dan itu yang dilakukan oleh Rangga (Bangsat kamu, Rangga).

Karenanya, sebagai Rangga tandingan, saya tidak akan mengikuti jejaknya. Saya justru akan mengajak Cinta main ke rumah lalu nonton film. Film apa yang akan kita tonton? Tentu saja AADC. Agar apa? Ya agar saya bisa memberitahu Cinta, betapa gobloknya Rangga yang asli karena menolak menerima hadiah, juga memberi tahu, betapa noraknya seorang pria yang mengajak gebetannya ke toko buku bekas, dan betapa bangsatnya pria yang menjebak gebetannya agar mau tampil di hadapan umum.

Hal itu saya lakukan semata agar Cinta bisa membedakan, mana Rangga yang hobi nguntal Cerebrovit, dan mana Rangga yang hobi ngemil micin.

Saya akan mengajak Cinta ke Angkringan Mojok

Alih-alih mengajak Cinta makan di rumah, saya justru akan mengajak Cinta makan di Angkringan Mojok. Lho, Angkringan Mojok? Bukannya Angkringan Mojok itu di Jogja, sedangkan setting AADC itu di Jakarta? Duh, kan saya sudah bilang, ini Mojok, situs dimana hukum AADC tidak harus ditegakkan. SMA tempat saya dan Cinta sekolah kan tidak harus di SMA Kolese Gonzaga di Jakarta sana. Lha kalau saya bilang bahwa SMA sekolah kami itu adalah SMA Pangudi Luhur Gondomanan atau SMA Bopkri Kotabaru, kalian mau apa?

Alasan mengapa saya membawa Cinta ke Angkringan Mojok adalah untuk mempertemukan Cinta dengan Puthut EA. Karena dengan begitu, saya jadi bisa mewujudkan impian Puthut EA yang sedari dulu ngebet sekali pengin ketemu sama Cinta. Selain itu, saya juga bisa dapat mengumbar gombalan sama si Cinta.

“Cinta, cantikmu itu begitu luhur, bahkan seorang Puthut EA yang sudah punya anak istri pun sampai sekarang masih saja terus terobsesi sama kecantikan kamu.”

Tentu itu adalah langkah yang sangat Sun Tzu. Win-win solution. Puthut EA tercapai hajatnya, Cinta tersanjung dan tersipu bahagia, sedangkan saya mendapat kredit poin karena bisa membahagiakan keduanya.

Saya akan tetap pergi, tapi tak jauh

Rangga akhirnya harus pergi ke New York. Itu adalah bagian yang menyedihkan, namun harus tetap ada. Bagaimanapun, kepergian adalah harga yang harus dibayar Rangga untuk bisa menebus ciuman klomoh Cinta.

Sebagai Rangga tandingan, Saya pun tetap akan pergi menjauh dari Cinta, tapi tentu tidak jauh-jauh amat. Kemana saya pergi? Tentu bukan ke New York. Lalu kemana? Saya yakin anda sudah tahu jawabannya. Yak, betul, Polewali Mandar.

*Terbit pertama kali di Mojok.co




Sawer blog ini

46 comments :

  1. Si Cinta kudet banget ya mas. Sampe mau di ajarin cara membuat akun tokopedia sama bukalapak buat beli buku online. Wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya hanya mencoba menjadi Rangga yang bisa membimbing... hahaha

      Delete
  2. Halah... beli buku online?
    Paling paling yg dibeli juga bukumu... gusss...gusss...
    Pintermu kok dari dulu yah?
    Uasemmm tenan kowe!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha sekali dayung, dua tiga buku terbeli...

      Delete
  3. kalo mas agus itu rangga,
    kayaknya cinta akan pindah haluan deh mas
    hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting mbak Latipah nggak pindah haluan...

      Delete
  4. Mas Polewali Mandar ini diam-diam ngehit juga lho, sering muncul di acara berita teve. yaa walopun beritanya banyakan kriminal sih he3

    ReplyDelete
  5. Bar gawe akun Tokopedia dan Bukalapak, Cinta beralih ke FJB Kaskus dan OLX untuk menjadi juragan. Koplak gan! :ngakak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahahaha, nek kuwi tep kudu tak cegah... hahaha

      Delete
  6. polewali mandar iku nandi tho lik?
    enek enek ae cah iki..

    ReplyDelete
  7. Ha.ha.ha. Terima kasih mas, selalu bisa membuat saya tertawa. Lalu kemana? Saya yakin anda sudah tahu jawabannya. Yak, betul, Polewali Mandar, ha..ha..ha

    ReplyDelete
  8. kalau sampeyan jadi rangga akan banyaka skrip yang wajib, kudu dan harus diganti.
    Rangga : "Cinta...aku akan kembali dalam satu bulan purnama."
    Cinta tertunduk, matanya terlihat berkaca-kaca, mulai dari kaca spion, kaca film sampe gatot kaca. perlahan dia mendongakkan kepalanya, "aku akan selalu setia menantimu..... semut rang-rang. de-en)
    Guyon lho mas....

    ReplyDelete
  9. Diajarin buat akun di Bukalapak dan Tokopedia buat beli buku online. Terus bukunya judulnya "Jomblo Tapi Hapal Pancasila", "Bergumul Dengan Gusmul" dan "Diplomat Kenangan". Wah, kencan sekaligus promo ya

    ReplyDelete
  10. duh mas backgroundnya ituloh g nguatin....:D tetap pamer semvak hehehehe

    ReplyDelete
  11. Rangga vs Rangga-dek hahahaha

    ReplyDelete
  12. betul gus cinta sekarang lebih senang ke warnet

    ReplyDelete
  13. seandainya rangganya kamu gus mungkin pacarku takan ngajak ke bioskop nonton aadc,,lumayan kan hemat..hihi

    ReplyDelete
  14. tulisan mas agus ini sungguh menginspirasi

    ReplyDelete
  15. tulisan mas agus ini sungguh menginspirasi

    ReplyDelete
  16. wakakakak background sempak :))

    ReplyDelete
  17. lambemu gus lebih seksi dari rangga..hi hi

    ReplyDelete
  18. Seru nih klo dadaptasi jd spin off nya.. Settingny jgn d jogja ato jakarta. Bosen. Sesekali di Grobogan atau Tipar Kidul.. Sejuk

    ReplyDelete
  19. paling tidak kamu udah bisa tenar kayak nicolas ya gus

    ReplyDelete
  20. main film udah juga ya gus tinggal apa biar jadi si rangga tuh

    ReplyDelete
  21. Ijin quote mas..
    'Duh Gusti,paringono ekstasi...'

    Cen njenengan iku ijek keturunan arab sajake mas.. arab.patio.nggenah
    Wkwkwkwkwk

    ReplyDelete
  22. Rangga... ra nggagas...

    ReplyDelete
  23. hahaha ada-ada si Cinta minta diajarin bikin akun bukalapak :D

    ReplyDelete
  24. Mengajak Cinta ke toko buku bekas dan menjebaknya untuk membaca puisi dan nyanyi dihadapan umum, saya rasa rangga benar2 RANGGADEK :v saiki wes jaman ngunuan..

    ReplyDelete
  25. Saya gak mudeng film yang katanya hits itu. Entah kenapa saya gak hobi yang mainstream begitu.

    ReplyDelete
  26. buat yang masih pacaran memang jadi tautan

    ReplyDelete
  27. wahahaha.... jika dirimu adalah Rangga, maka Cinta akan naksir aku pas jogo warnet e mas
    tapi aku seneng nyawang gayamu mas, ora lali budaya
    batik an belangkonan
    kipa ilakes

    ReplyDelete
  28. hahaha, klo jadi Cinta apa yang dilakukannya menolak atau menerima ajakan Rangga (versi mas agus)

    ReplyDelete
  29. Gua takutnya cinta menolak 5 hal yang akan dilakukan rangga palsu, apalagi ke warnet dan bikin akun toko lupa dia dan buka tapak meja buat beli buku hehe

    ReplyDelete
  30. Kalau kamu jadi rangga, aku bakar filmnya, hehehe. Kidding

    ReplyDelete
  31. jadi males mas nontonya klo iya jadi rangga hehehe

    ReplyDelete
  32. hahahahaa... maseehh lucunya dirimu

    ReplyDelete
  33. Nek emang sampeyan ragga, mungkin cinta wis mikir 2 kali waktu mau wawancara jenengan mas. mikir, "iki garpu kok iso nulis puisi, wah iki mesti propaganda..." hahahahaha

    ReplyDelete
  34. Aku setuju ro kowe gus, kudu gawe rangga tandingan. Opo maneh kw sek dadi rangga, kegantengan yang mumpuni menandingi nicolas saputra.

    ReplyDelete
  35. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  36. Entek micin piro mas berow... hahaha coplak abiz
    teruskan perjuangan mu mas berow,,,,,

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger