Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Memang Konyol dan Nggapleki

| Tuesday 19 July 2016 |



Semalam, saya tertawa terbahak-bahak melihat berita ini di TV. Beberapa pengunjung kafe tempat saya menonton berita ini juga saya lihat ikut tertawa. Asuuuuu, Baru kali ini saya lihat berita begini rupa.

Konyol, geli, wagu, dan nggapleki bercampur menjadi satu.

Namun ketika kemudian saya tahu apa alasan sang bapak menangis, saya langsung merasa sangat bersalah, karena telah menertawakan tangis sang bapak... (saya ndak akan memberitahu apa sebab si bapak menangis, silakan cari sendiri di google, hehehe)

Saya jadi ingat peristiwa sembilan tahun lalu, saat saya terkena demam berdarah. Saya dirujuk ke rumah sakit umum Muntilan. Disana, saya diinfus, dan seperti layaknya proses infus, pembuluh darah saya harus ditusuk jarum infus.

Sebagai anak yang sangat takut terhadap jarum, saya langsung ndoak-ndoak begitu melihat jarum infus akan ditusukkan ke lengan saya. Butuh beberapa petugas untuk mengekang saya agar saya tak berontak.

Jarum infus akhirnya berhasil ditusukkan ke tangan kiri, walaupun takut, tapi setidaknya saya bersyukur, karena akhirnya penderitaan saya akan ketakutan jarum suntik berakhir. Namun bajangkrek setan alas, ternyata tusukan jarum ke pembuluh darah saya tidak sempurna, karena nadi saya memang terlalu halus. Jadilah jarum itu dicabut dan ditusukkan lagi, kali ini ke tangan kanan... Sonteeeee

Bapak saya berusaha menenangkan saya. “Rapopo gus, bariki rampung kok, rasane yo mung koyo dicokot semut kok” bujuknya dengan kata bujukan yang sangat klise.

Dalam hati saya membatin, “Iyo, pak, koyo dicokot semut, tapi semute gedhene sak tikus”

Begitu jarum tertusuk... Lagi-lagi tusukannya ternyata tak sempurna. Jarum infus kembali dicabut dan dipindahkan lagi ke tangan kiri. Trondolo, ini jarum infus apa tiki-taka sih, oper sana, oper sini.

Saya sudah siap padu dengan suster, secantik dan semanis apapun dia, andai suntikan yang ketiga ini masih juga meleset. Beruntung, pada percobaan yang ke tiga, tusukannya sempurna.

Dan anda tahu sodara, begitu infus terpasang sempurna dan saya melirik bapak saya, ternyata beliau sudah terkapar nggleyeng di lantai rumah sakit.

Usut punya usut, ternyata Bapak saya terkapar karena ndak tega melihat saya ditusuk berkali-kali dengan infus...

Saya yang diceritani itu langsung njegeges. Bagi saya itu konyol, lucu, dan juga nggapleki. Wong yang sakit saya, yang ditusuk infus juga saya, kok yang nggleyeng malah bapak saya.

Tapi kemudian saya sadar. Bahwa rasa cinta, peduli, sayang, haru, juga rasa tidak mau melihat kesakitan anaknya, kerap membuat orang tua bertingkah di luar kewajaran. Yang pada titik tertentu, bisa menjadi sangat konyol dan nggapleki...




Sawer blog ini

25 comments :

  1. Wah, bapakmu eman tenan gus....
    :)

    ReplyDelete
  2. Jadi penasaran, Mas. Alasan si bapak, yang mengantar anaknya sekolah, itu menangis kenapa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, itu biarlah dicari sendiri di google...

      Delete
  3. Kirain diceritakan juga alasan bapak yang mengantar anak ke sekolah tersebut kenapa menangis. Ternyata sampai habis nggak ada, jadi penasaran juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu sengaja biar dicari di google... hahaha

      Delete
  4. Bapakmu kui peka ro anake seng ganteng hahahhahaha. Gek ndang sungkem maneh :-D

    ReplyDelete
  5. kalo saya melihatnya yang tersentuh Mas, itu tanda cinta seorang ayah yang begitu besar.

    ReplyDelete
  6. semut sak tikus pancen nggaplek i...

    ReplyDelete
  7. haha, makanya jangan buru-buru ngetawain orang gitu mas, toh juga dulu sampean ada pengalaman yang sama yang dirasakan sama bapak sampean hehe

    ReplyDelete
  8. Aku sampe gugling tenanan lho :|
    http://www.cnnindonesia.com/tv/20160718231631-430-145534/ayah-menangis-saat-antar-anak-sekolah/

    ReplyDelete
  9. Ketiga bukunya itu kumpulan tulisan mas ya? Berapa masing-masing harganya, mas

    ReplyDelete
  10. Momen masuk sekolah perdana dianter ortu itu rasanya luar biasa.. gk nyadar air mata netes sendiri

    ReplyDelete
  11. Saking gak mentolone kuwi. Berarti bapane eman tenanan. Bagja banget ya Gus Mul :)

    ReplyDelete
  12. Gek ndang sing nurut, Mas karo Bapak'e sampeyan. Mundak kuwalat.

    ReplyDelete
  13. Ha . . .xx

    Asuuuuuu

    Faseh tenan je . . .

    ReplyDelete
  14. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    ReplyDelete
  15. benar sekali, orang tua mana sih yang mau lihat anaknya sakit atau menderita, orang tua pasti hanya ingin melihat anaknya bahagia dan sehat. hmm

    ReplyDelete
  16. makanya jangan terburu ngetawain orang gitu mas, toh juga dulu sampean ada pengalaman yang sama....

    ReplyDelete
  17. saya pernah mengalami seperti yang Bapaknya Mas Agus alami. kejadiannya pas lagi menggunting kuku anak saya yang saat itu masih berumur 4 atau 5 bulan. kepotong sedikit daging dekat kukunya. BAH! langsung lemas dan pucat pasi.. hehehe

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger