Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Menu Buka Puasa yang Selalu Sporadis

| Friday 9 June 2017 |

Sebelum ramadan itu, emak saya kalau masak biasanya cuma satu jenis sayur sama lauk saja, tapi kalau pas ramadan, masaknya kok ya jadi sporadis. Entah karena naluri "bakul janganan"-nya bangkit, atau memang ini murni karena berkah ramadan. Namun yang jelas, saya jadi serba salah.

Seperti hari ini, emak saya masak jangan lubis ijo, ditambah nggoreng tempe uyah bawang. Sialnya, emak juga masak sop ceker ayam, ditambah nggoreng bakwan jagung, dan dipungkasi dengan bikin kolak degan.



Mbah saya juga nggak mau kalah memanaskan lantai dansa. Mbah saya bikin kolak kimpul yang, tanpa harus dites di laboratorium UGM, ITB, dan IPB, sudah pasti teruji kelezatannya.



Adik saya bikin suasana tambah runyam. Ia kok ya selo saja bikin salad buah yang komposisinya anggur, kiwi, melon, semangka, dan bengkoang yang tentu saja menantang berkelahi lidah saya ini.



Dasar apes, sayur sambel gereh pindang sisa sahur semalam kok ya masih ada. Ditambah dodol manis dan ketela goreng oleh-oleh dari pacar saya kok ya juga masih tersedia.

Dengan komposisi menu yang begitu beragam dan semuanya menggoda itu, saya harus menentukan mana yang akan saya ajak untuk berbuka. Sebab, sebagai anak IPA, saya paham betul, bahwa perut saya ini punya batas toleransi.

Maka, begitu "tok tok tok, dul dul dul," itu terdengar, dimulailah pergulatan batin nafsu saya.

Saya pun merasa, puasa saya sejatinya adalah puasa yang tiada akhir. Jika sebelum "tok tok tok, dul dul dul," saya berpuasa menahan nafsu lapar dan dahaga, maka setelah "tok tok tok, dul dul dul," saya berpuasa menahan nafsu untuk balas dendam.

Saya paham betul, bahwa revolusi yang baik adalah revolusi yang dimulai oleh orang-orang lapar, dan dilakukan oleh orang-orang yang kenyang. Tapi saya juga sadar, bahwa kediktatoran yang kejam kadang dimulai oleh orang-orang yang terlalu kenyang.

Di sini, di meja makan ini. Saya bersiap-siap, menyambut kediktatoran.




Sawer blog ini

11 comments :

  1. Replies
    1. Ini galuh sawangan temanku kah?

      Delete
    2. Bwahahaha, wah, dadi ajang klangenan tenan iki...

      Delete
    3. Ha..ha.. iyo Gus sama2 ngefans kayae karo awakmu kayae.. salam soko aku, cah muntilan sing golek rejeki neng sidoarjo...sukses yo bro..btw saiki postinganmu kok jarang2...sibuk neng mojok.co yo..?

      Delete
  2. Kolak g pernah ketinggalan untuk moment puasa :D

    ReplyDelete
  3. Sop buah dengan buah yang menggelegar, siap2 sakit perut nih.

    ReplyDelete
  4. Berbukalah dg yang manis jgn yg kecut spt mas mul yg belum mandi

    ReplyDelete
  5. Mesti bar buko wetenge sampeyan langsung mblending

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger