Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Melepas Kalis ke Jerman

| Saturday, 14 May 2022 |

Semalam saya mengantar Kalis ke bandara. Malam tadi, ia berangkat ke Jerman untuk mengikuti Visitor Trip Global Feminist atas undangan Goethe Institute Programme. Ia akan berada di Eropa setidaknya selama tiga minggu.

kalis mardiasih

Saya harusnya cukup melepasnya dari Bandara YIA (Rute penerbangannya dari Jogja - Jakarta - Qatar - Jerman), namun ia memaksa saya untuk tetap melepasnya dari Soekarno-Hatta.

“Aku kan bakal lama di Eropa, biar Mas melepasnya bisa syahdu gitu, lho,” ujarnya. “Minimal seperti adegan Cinta sama Rangga.”

Saya sebenarnya agak kurang setuju, selain boros, saya merasa tidak ada beda melepasnya di Bandara Jogja atau di Bandara Jakarta. Tapi yah, mau bagaimana lagi, kalau saya menolak, nanti dikira saya tidak peduli pada istri. Akhirnya saya turuti juga permintaan perempuan Blora itu.

Pada kenyataannya, proses pelepasan di Jakarta itu toh sangat tidak Rangga-Cinta. Tidak ada isak tangis, tidak ada keharuan atau sesuatu yang sentimentil, juga, tentu saja, tidak ada adegan ciuman klomoh sebelum berpisah seperti layaknya Cinta melepas Rangga.

Mau ciuman klomoh gimana, di Terminal 3 di pintu masuk menuju ruang tunggu keberangkatan, ruangan penuh oleh orang-orang yang akan berangkat umroh. Kasihan mereka kalau harus melihat kami berciuman. Ibadah umroh harusnya dibekali dengan pengalaman-pengalaman spiritual, bukan pengalaman melihat adegan “kemerosotan moral”.

Maka, momen pelepasan itu pada akhirnya justru jauh dari kesan romantis.

“Hati-hati di sana, sholatnya jangan lupa, cari ilmu yang banyak, dan yang penting, jangan lupa bersenang-senang.” Begitu pesan saya pada Kalis.

Pesan yang, setelah saya pikir-pikir, lebih pas sebagai pesan orang tua kepada anak SD-nya yang mau berangkat piknik ke Gembira Loka atau Monumen Jogja Kembali alih-alih pesan dari suami yang melepas istrinya belajar ke luar negeri.

Ya sudah, selamat belajar, Kalis Mardiasih. Mohon ijin tiga minggu ini saya mau jadi bujangan lagi.

😁😁😁


Sawer blog ini

2 comments :

  1. Minta tolong oleh-oleh apa? Kaus? 😁

    ReplyDelete
  2. Kowe biyen pas bujang njaluk rabi. Saiki wes rabi, paribasan oleh jatah 3 minggu mbujang ketok sumringah yo mas agus... 😄😄😄

    ReplyDelete

Tentang Saya

Agus Mulyadi, seorang blogger, penulis, dan digital storyteller. Lahir di Magelang, 3 Agustus 1991. Sering menulis artikel ringan tentang politik, sosial, isu-isu populer di media sosial, serta catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari utamanya yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kawan, dan keluarga.

Pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi di Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogja. Sekarang menjadi manajer di Akal Buku, sebuah toko buku online sederhana yang saya jalankan bersama istri saya.
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger