Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Mencintai Kekonyolan melalui PPSM Magelang

| Sunday 9 October 2022 |

Saya tumbuh menjadi pendukung PPSM Magelang seperti layaknya orang yang beragama Islam karena kebetulan lahir dari orangtua yang juga beragama Islam. Tak ada proses pencarian diri atau pergolakan batin seperti yang dialami oleh orang Islam dari jalur mualaf.

agus mulyadi ppsm magelang

Mendukung PPSM, tim sepakbola biasa dengan prestasi yang amat terseok-seok itu, menjadi sebuah keputusan karena saya lahir di kampung yang para lelaki dewasanya banyak yang menjadi pendukung PPSM. Sesepele itu.

Saat remaja, bersama kawan-kawan, saya cukup rajin menonton PPSM bertanding di Abu Bakrin. Kadang membeli tiket, kadang “mbludus” begitu saja.

Kalau PPSM kalah, saya akan pulang dengan perasaan yang biasa saja. Tidak ada kesedihan. Di dalam angkot, sepanjang perjalanan pulang, saya akan lebih banyak membicarakan keseruan saat menonton pertandingan, bukan hasil pertandingannya. Peduli setan dengan klasemen.

Sebaliknya, kalau PPSM menang, saya dan kawan-kawan akan ikut berpawai berkeliling kota sejenak. Merayakan kemenangan seolah-olah PPSM adalah hidup mati kami.

PPSM bukan tim yang bagus-bagus amat, ia tidak terlalu akrab dengan kemenangan. Memang ia pernah berada di masa yang cukup gemilang, namun itu hanya sesekali. Ia lebih sering mengisi papan tengah atau bawah. Maka, mendukung tim ini bagi saya adalah sesuatu yang agak konyol.

Namun, begitulah hidup, kita kadang perlu menyukai kekonyolan, lalu perlahan mencintainya.

Mendukung PPSM, dengan segala hasil buruk yang mereka dapat, tampaknya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya.

PPSM tidak seperti Persib, PSIS, Persebaya, atau tim-tim besar lainnya yang punya sponsor berderet sehingga membuat jersey mereka selayaknya seragam pembalap F1. Namun, PPSM-lah tim sepakbola yang mewarnai masa kecil saya yang miskin dan muram. Ia turut membersamai kecintaan saya pada sepakbola.

Saya tidak ingin menjadi lelaki tak tahu diuntung yang tak kenal rasa terima kasih. Saya selalu ingin bisa merawat apa saja yang sudah saya miliki sejak kecil. Dan PPSM adalah salah satunya.

Sekali lagi, ini masih tetap menjadi rangkaian kekonyolan. Hari ini, besok, dan entah sampai kapan, saya masih akan terus mendukung tim kebanggaan yang pas-pasan ini. Dengan senang hati.




Sawer blog ini

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger