Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Suatu Hari Bersama Kalis

| Wednesday, 2 August 2023 |

Saya tak ingat persis, kapan foto ini diambil kapan. Namun saya perkirakan, sekitar akhir 2017, alias di masa-masa awal saya pacaran dengan Kalis.



Adegan foto ini terjadi di sebuah halaman salah satu kantor pemerintah di Klaten. Saat itu, saya sedang mengisi sebuah kelas menulis. Kalis yang ikut mengantar saya, duduk di luar menunggu saya selesai mengisi, sambil makan pukis yang kami beli di tengah perjalanan.

Sungguh perempuan yang tidak merepotkan. Diumbar pakani pokis wae wis anteng, nyilek.

Di masa-masa itu, Kalis memang sering ikut menemani saya jika saya mengisi acara. Itu momen yang sangat menyenangkan. Dalam perjalanan pulang, Kalis yang duduk di belakang membonceng saya di atas motor akan menebak honor yang saya dapatkan (kala itu, saya belum punya rate, kalau ada yang mengundang saya sebagai pemateri kelas menulis, berapapun honornya, saya terima).

Kalau honornya besar, atau jauh di atas perkiraan kami, kami akan berteriak girang, lalu makan di penyetan, ngiras, tentu saja sambil prengas-prenges. Sedangkan kalau honornya kecil, atau yang lebih buruk, cuma dikasih ucapan “matur suwun”, kami tetap makan di penyetan, tapi dengan suasana yang agak muram dan “full mrengut”.

Sekarang, bertahun-tahun setelah momen itu, Kalis sudah bukan lagi pacar saya, dia istri saya. Dan posisi “menemani” itu sekarang sudah berganti posisi. Sayalah yang sekarang lebih sering menemani Kalis mengisi acara. Sebagai seorang trainer dan pembicara publik, Kalis sekarang sudah jauh lebih laris daripada saya. Ia bahkan pernah mengisi tiga acara sekaligus dalam satu hari. Honornya pun jauh lebih tinggi daripada honor saya.

Sebagai penulis pun demikian. Walau buku terakhir saya, “Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih” terjual dengan baik dan sudah cetak ulang dua kali, namun ia masih tetap kalah bila dibandingkan dengan buku-bukunya Kalis.

Tentu saja saya bahagia. Jika diibaratkan sebagai sebuah investasi, return saya tinggi. Bukan hanya bakbuk, saya balik modal.

Ancen kabeh-kabeh ki kudu ditlateni.

Oalah, urip kok penake ngene tho, Ri…



Ebook Agus Mulyadi

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Agus Mulyadi, seorang blogger, penulis, dan digital storyteller. Lahir di Magelang, 3 Agustus 1991. Sering menulis artikel ringan tentang politik, sosial, isu-isu populer di media sosial, serta catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari utamanya yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kawan, dan keluarga.

Pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi di Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogja. Sekarang menjadi manajer di Akal Buku, sebuah toko buku online sederhana yang saya jalankan bersama istri saya.
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger