Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Gus, Kalau sudah tiada baru terasa

| Saturday, 25 January 2014 |

Gus Dur

Gus, Saya tahu, panggilan Gus itu aslinya diperuntukkan bagi putera kyai yang belum pantas disebut kyai. Tapi Njenengan yang sudah jauh melebihi batas kepantasan pun tetap saja penginnya dipanggil dengan Gus, bukan Kyai. Andap asor seperti itu gus yang ingin kami lihat pada sosok wakil-wakil kami di Senayan sana. Sayang ya Gus, pejabat-pejabat sekarang pada ndak mau Andap Asor, Maunya Ngasorake.

Gus, Saya kangen dengan "Gitu aja kok repot"-mu.

Gus, ternyata benar kata Bang Rhoma, "Kalau sudah tiada baru terasa"


Sawer blog ini

6 comments :

  1. kowe rapopo gus ? kok agak aneh postingan yg ini.. ane gak faham :v

    ReplyDelete
  2. lagi kangen sosok kayak gus dur di negeri ini mas agus itu :D

    ReplyDelete
  3. lho, wakil rakyat di senayan kan lak dibilang Gurdur kayak anak TK

    ReplyDelete
  4. Wah, gak lucu gus.
    :hammer

    ReplyDelete

Tentang Saya

Agus Mulyadi, seorang blogger, penulis, dan digital storyteller. Lahir di Magelang, 3 Agustus 1991. Sering menulis artikel ringan tentang politik, sosial, isu-isu populer di media sosial, serta catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari utamanya yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kawan, dan keluarga.

Pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi di Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogja. Sekarang menjadi manajer di Akal Buku, sebuah toko buku online sederhana yang saya jalankan bersama istri saya.
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger