Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Beberapa Hal yang Sebaiknya Anda Perhatikan Sebelum Bepergian

| Wednesday 31 May 2017 |

Sebelum menjadi seorang blogger yang rutin menulis di blog, saya hampir tak pernah bepergian jauh, kalaupun pernah, itu mentok untuk menghadiri acara hajatan nikahan sodara atau urusan pekerjaan. Namun, begitu menjadi blogger yang, ehem, lumayan tenar, saya jadi lebih sering bepergian ke luar kota. Entah diundang sebagai pembicara, menghadiri acara launching produk, ataupun bervakansi sendiri sebagai bagian dari gaya hidup. Bwahaha.

Sejak jadi blogger, jangkauan langkah kaki saya jadi lebih lebar. Mulai dari Palembang, Jawa, Bali, sampai Nusa Tenggara pernah saya sambangi sebagai bagian dari aktivitas saya sebagai blogger.

Kampung adat sasak Sade Lombok

Walau saya bukan seorang travel blogger, namun dari berbagai pengalaman perjalanan tadi yang pernah saya lakukan, saya sedikit banyak jadi tahu, bagaimana mempersiapkan sebuah perjalanan agar menjadi perjalanan yang baik dan benar.

Nah, oleh sebab itu, bukannya saya bermaksud menggurui, tapi sekali-kali, bolehlah saya menulis soal tips-tips seputar perjalanan di blog saya ini. Yah, kali aja ada agen travel yang nanti mau ngendorse. Boleh ya? Boleh ya? Boleh deh.



Oke, Sesuai judulnya, dalam tulisan kali ini, saya ingin berbagi soal beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum bepergian. Silakan dibaca pelan-pelan, kali saja berguna untuk sampeyan atau keluarga sampeyan yang mau bepergian.

Perlengkapan

Jangan pernah menyepelekan perlengkapan perjalanan jika anda bepergian jauh, baik bepergian untuk urusan bisnis, maupun bepergian untuk keperluan traveling. Ia mutlak menjadi prioritas. Mulai dari pakaian, gadget, dokumen penting, obat-obatan, sampai cemilan yang mungkin nantinya dibutuhkan selama di perjalanan.

Tak lupa juga keperluan tambahan yang sifatnya tidak pokok namun cukup penting untuk menunjang kenyamanan perjalanan, yang mana masing-masing orang punya keperluannya sendiri-sendiri. Misal, seseorang yang hobi mendengarkan musik, tentu jangan lupa membawa headset. Yang hobi nggambar jangan lupa bawa sketchbook, atau yang suka ngaji, jangan lupa bawa Quran atau iqro jilid 1-6. Pokoknya masing-masing orang punya kebutuhannya sendiri-sendiri, tergantung kepribadian atau tujuan perjalanannya.

Kalau saya sendiri, biasanya tak pernah lupa membawa kamera atau minimal ponsel sebagai penggantinya, sebab sebagai seorang blogger, banyak postingan-postingan blog saya yang saya dapat dari hasil foto selama bepergian ke luar kota. Postingan tentang Kereta Sancaka Malam ini, misalnya.



Postingan yang cukup banyak dibaca di blog saya ini saya tulis setelah saya memfoto seorang bapak dan istrinya yang rela berdiri sepanjang perjalanan kereta agar anaknya bisa tidur dengan nyenyak dengan posisi yang nyaman.

Uang saku yang cukup

Oke, ini mungkin agak materialistis, tapi pengalaman saya membuktikan, uang saku bukan hal yang sepele. Ia harus dipersiapkan dengan begitu rapi. Saya selalu punya prinsip, bawalah uang saku dengan jumlah yang cukup, sekali lagi, cukup, tak harus banyak, tapi cukup. Cukup dalam artian bisa buat jalan-jalan dengan aman dan nyaman tanpa harus merasa kelaparan, bisa buat pegangan selama perjalanan, dan yang pasti, bisa buat beli oleh-oleh walau tak banyak untuk keluarga dan orang-orang terkasih di rumah.

Tentu sayang rasanya jika bervakansi ke daerah yang sangat wisata-able, oleh-oleh-able, tapi duit yang dibawa ternyata tak cukup untuk memenuhi hasrat belanja yang tentu saja tak pernah bisa reda. Sejak dulu, begitulah manusia.

Saya jadi teringat pengalaman saya sewaktu piknik ke Bali, beberapa tahun yang lalu. Waktu itu, saya nekat ikut piknik sebab temen-teman sedang mengadakan acara piknik ke Bali, biaya dan akomodasinya cukup murah, sebab memang bareng-bareng, piknik tiga hari dua malam waktu itu habis ndak sampai satu juta.

Tegalalang Rice terrace terasering

Namanya juga nekat, uang saya yang saya punya pun juga uang saku cap nekat. Lha betapa tidak, selama piknik itu, saya cuma bawa uang saku dua ratus ribuan.

Dengan uang saku segitu, masih cukup kalau sekadar buat makan. Tapi kalau sudah urusan oleh-oleh, tentu yang ada cuma makan hati melulu. Lha bayangkan, dengan uang saku segitu, ealah, teman-teman saya kok ya tega buat berkunjung ke Joger, tempat oleh-oleh Bali yang begitu kondang kaloka itu.

Lha di Joger itu, harga satu kaos itu bisa lebih dari seratus ribu je. Maka, dengan uang saku yang hanya dua ratus ribuan itu (itupun sudah berkurang buat beli makan dan minum), saya cuma bisa nglangut dan ndomblong melihat kawan-kawan saya asyik memilih oleh-oleh.

Pada akhirnya, di Joger, saya cuma beli centong nasi. Ya, centong nasi. Ini bukannya mau sok artsy atau gimana, tapi memang uang saku saya yang cuma segitu hanya memungkinkan buat beli centong nasi. Ndak cukup buat beli kaos yang harganya ngaudubillah setan itu.

Duh Gusti, jauh-jauh ke Bali, lha kok cuma buat beli centong nasi. Entah, ini mengagumkan atau malah menyedihkan.

Akomodasi (transportasi dan penginapan).

Ini salah satu hal yang paling penting jika anda bepergian. Akomodasi. Saya berani menulis bab ini sebab saya pernah punya pengalaman yang buruk yang disebabkan karena tidak mempersiapkan akomodasi saat bepergian ini.



Pengalaman buruk ini saya alami beberapa waktu yang lalu. Kala itu, saya sempat menang lomba blog yang diadakan oleh salah satu perusahaan BUMN di Jakarta dan berhak atas hadiah uang tunai beberapa juta rupiah (uhuk, sengaja nggak saya tulis nominalnya, takut sampeyan keselek atau syok).

Usut punya usut, pengambilan hadiahnya ternyata tidak bisa ditransfer atau diwakilkan, saya harus datang langsung ke Jakarta. Akhirnya, demi mendapatkan uang yang jutaan rupiah itu, saya pun bertolak ke Jakarta. Saya blas tidak mempersiapkan akomodasi, sebab yang ada di kepala saya cuma gimana caranya datang ke Jakarta, dapat duit, trus pulang. Urusan mau tidur di mana, saya tidak terlalu mikir, sebab, sebagai cah Jogja yang kaffah, saya sudah terbiasa untuk tidur darurat di warnet.

Ealah, ternyata skenario tak sesuai yang saya harapkan. Venue acara penyerahan hadiahnya di Hotel Le Meridien di bilangan jalan Sudirman, dan di sekitaran sana, ternyata blas saya ndak nemu warnet. Modiaaaar. Mau menginap di Hotel, tapi hotel di sekitaran sana mahal semua, rata-rata hotel mewah.

Bingung, saya lalu menuju ke stasiun gambir dan tidur di musholanya. Pukul sembilan malam, saya dibangunkan, sebab katanya, musholanya tidak boleh buat tidur.

Pada akhirnya, saya tidur di bangku taman di pelataran monas. Berbantal tas berselimut sarung yang sengaja saya buat sholat. Benar-benar seperti gelandangan. Padahal saya ke Jakarta untuk mengambil duit yang nilainya jutaan rupiah. Bedebah betul.

Nah, pengalaman pahit inilah yang kemudian membuat saya kemudian selalu mempersiapkan akomodasi setiap kali saya bepergian jauh. Ya mempersiapkan pemesanan tiket kereta atau pesawat, sampai mempersiapkan hotel tempat saya harus menginap. Sebab dengan mempersiapkan akomodasi transportasi dan penginapan sebelum berangkat, perjalanan akan menjadi lebih tenang dan tidak grusa-grusu.

Mempersiapkan akomodasi toh sekarang juga bukan hal yang susah, apalagi di jaman yang sudah canggih seperti sekarang ini, banyak penyedia-penyedia layanan travel agen atau situs booking tiket yang memungkinkan kita untuk memesan tiket pesawat dan booking hotel. Tak jarang malah ada yang menyediakan paket tiket pesawat dan hotel sekaligus.



Kalau di Traveloka (karena kebetulan saya pakai traveloka), ada yang namanya Paket Hotel dan Tiket Pesawat. Paket ini memungkinkan sampeyan untuk memesan tiket pesawat pulang pergi beserta hotelnya dalam satu paket. Dengan paket ini, pemesanan hotel dan tiket pesawat bisa dilakukan dengan lebih simpel dan praktis, sebab tidak perlu melakukan pemesanan terpisah hotel sendiri dan pesawat sendiri.



Paket Hotel dan Peswat ini selain lebih simpel dan praktis, juga lebih murah dan hemat. Sebab harganya lebih murah 30-40 persen ketimbang pemesanan secara reguler.

Kalau ndilalah sampeyan pakai Traveloka, sampeyan bisa coba sesekali pakai paket ini saat traveling atau saat bepergian ke luar kota.

Kebugaran Fisik.

Ini mungkin sangat klise, tapi begitulanya nyatanya. Walau saya tempatkan di poin akhir, namun sejatinya justru fisik inilah hal yang paling penting.

Mau bawa cemilan serenyah dan sebanyak apapun, ditemani oleh pacar yang cantiknya ngedap-edapi, dan dengan pesawat kelas paling bagus sekalipun, jika tubuh kita tidak sehat, masuk angin, pilek, atau nggregesi, maka perjalanan sampeyan bakal terasa tidak menyenangkan.

Karenanya, penting untuk senantiasa menjaga kesehatan tubuh agar tetap fit sebelum bepergian, terutama traveling. Jangan lupa untuk istirahat teratur, perbanyak minum air putih, dan jangan melakukan aktivitas-aktivitas yang terlalu menguras fisik. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan bugar saat dan selama perjalanan.



Hal ini terlihat begitu sepele, namun jika tidak diperhatikan dengan serius, ia bisa menjadi penghambat kesenangan bepergian atau traveling kita.

Pernah dulu saya saat traveling ke Bali, sehari sebelum keberangkatan, saya nekat bermain sepak-bola sambil hujan-hujanan. Dan petaka itu toh datang juga. Malamnya saya demam dan pilek. Padahal paginya sudah harus berangkat.

Jadilah selama perjalanan, saya hanya bisa duduk krukupan dan tertidur pulas. Padahal, pemandangan sepanjang perjalanan aduhai indahnya dan sangat sayang jika dilewatkan. Sebagai penganut mahdzab “journey is better than destination”, sungguh saya merasa murtad karena gagal menghayati perjalanan.




Sawer blog ini

7 comments :

  1. seru banget jalan-jalan nya. kapan-kapan travelling bareng yu.. klik disini

    ReplyDelete
  2. endang bambaaaang.
    tips yang menarik, mas Gus Mul :)

    ReplyDelete
  3. Sesuk sopo reti pas nikah iso travelling ro bojo buahahhahaha

    ReplyDelete
  4. jian mbois tenan pancen sampeyan Gus. sebagai bagian dari lip stail, berpakansi ria merupakan sebuah kekuduan, wajibun, harus! dan aku pasti setuju nek mau berpakansi wajib bawa sangu sing wakeh

    ReplyDelete
  5. Makasih tipsnya mas muul, semoga perjalanan panjenengan selalu lancar

    ReplyDelete
  6. Padune pengen pamer neng sering jeng2

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger