Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Kemenangan Pemilu

| Wednesday, 14 February 2024 |

Pencoblosan sudah usai, penghitungan sudah mulai dilakukan. Hasil quick-count dari berbagai lembaga sudah mulai masuk satu per satu. Hasilnya pun sudah mulai bisa diraba.

jari ungu

Buat kawan-kawan yang sudah berikhtiar mencoblos di TPS untuk memilih paslon yang didukung, apa pun hasilnya, tetaplah menjadi pihak yang enteng. Boleh kecewa, boleh sedih, tapi jangan pernah merasa menjadi pribadi yang kalah. Itu jatahnya para paslon yang berlaga dan para pemain yang sudah keluar duit banyak buat ngongkosi.

Kita sebagai pemilih biasa, yang tidak pernah dijanjikan jabatan atau posisi tertentu oleh paslon yang kita dukung, selalu punya mekanisme untuk memposisikan diri menjadi pihak yang selalu menang secara moral.

Pemilih, sebagai pihak yang memberikan mandat kekuasaan, punya aneka skenario untuk mendinginkan dan membesarkan hati, siapa pun pilihannya dan apa pun hasil pemilunya.

Kalau paslon pilihan kita menang dan mereka ternyata memimpin dengan baik dan amanah, maka kita patut berbahagia sebab kepemimpinan yang baik itu salah satunya karena andil dukungan dan suara kita.

Sebaliknya, jika paslon pilihan kita menang dan mereka ternyata berbuat kerusakan saat memimpin, kita bisa membayangkan, paslon yang kita anggap baik saja bisa berbuat kerusakan seperti itu, maka bisa jadi, paslon yang kita anggap buruk akan berpotensi membuat kerusakan yang lebih besar dari itu seandainya mereka berkuasa.

Kalau paslon pilihan kita kalah dan paslon yang menang ternyata memimpin dengan baik, kita patut berbahagia, sebab walau kita tidak ikut memilihnya, namun kita ikut menikmati hasil kebaikan kepemimpinan mereka.

Sebaliknya, kalau paslon pilihan kita kalah dan paslon yang menang ternyata memimpin dengan penuh kezaliman dan kerusakan, maka kita bisa membesarkan hati, bahwa setidaknya, tidak ada andil kita dalam kezaliman itu, dan kita sudah berusaha untuk tidak membuat mereka berkuasa.

Begitu sederhananya. Mengutip apa kata Prie GS, kita selalu punya siasat untuk menciptakan kebahagiaan dan kemenangan versi kita sendiri dalam hidup.

Buat yang menang, selamat memimpin. Buat yang kalah, jadilah oposisi yang kuat, kalaupun memilih jadi mitra, jadilah mitra yang kritis dan suportif.


Sawer blog ini

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Agus Mulyadi, seorang blogger, penulis, dan digital storyteller. Lahir di Magelang, 3 Agustus 1991. Sering menulis artikel ringan tentang politik, sosial, isu-isu populer di media sosial, serta catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari utamanya yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kawan, dan keluarga.

Pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi di Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogja. Sekarang menjadi manajer di Akal Buku, sebuah toko buku online sederhana yang saya jalankan bersama istri saya.
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger