Hari ini, saya ingin mengabarkan kepada dunia, saya resmi menjadi bapak. Raras Ugahari, demikian nama anak perempuan yang dilahirkan Kalis pagi ini.
Raras rencana dilahirkan pada tanggal 1 Oktober, tanggal yang sebenarnya agak bikin saya khawatir, sebab tanggal itu berpotensi membuat dirinya punya panggilan candaan yang nylekit: “Raras Gestok” atau “Raras G30S”.
Saya pribadi lebih suka jika ia lahir agak terlambat, terutama tanggal 5 Oktober, bertepatan dengan hari ABRI, hari lahirnya Beni anaknya Mister Rigen dalam serial “Mangan Ora Mangan Kumpul” karya Umar Kayam itu.
Namun Gusti Allah tampaknya punya rencana yang besar untuk menghilangkan kekhawatiran saya. Tanggal 27 kemarin, saat kontrol terakhir, diketahui bahwa bobotnya naik dengan sangat pesat, 5 ons hanya dalam satu minggu. Kunjungan yang awalnya hanya untuk kontrol akhirnya berubah menjadi persiapan kelahiran.
Dokter yang menangani Kalis menawarkan untuk tindakan eracs esok harinya. Kami setuju. Itu artinya, anak kami lahir di hari yang sangat baik. Hari kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Anak saya terselamatkan. Ia tidak jadi menyandang nama julukan “Raras G30S” atau “Raras Gestok”, melainkan “Raras Maulidan”
Raras lahir dengan tangisan yang sangat kencang. Saat mendengar tangisannya yang kencang itu, saya ikut menangis, Kalis juga menangis. Kami bertiga menangis dengan jenis tangisan kami masing-masing. Ini menjadi koor pertama keluarga kecil kami.
Pasca kelahiran Raras, saya masih tetap diselimuti perasaan yang ganjil. Rasanya baru kemarin saya menjadi anak bapak dan ibu saya yang butuh dibentak agar mau pulang dari bermain kelereng, kini saya sudah menjadi bapak.
Kepada Raras, tentu saja saya tak akan memintanya untuk meninju congkaknya dunia seperti Iwan Fals memintanya kepada Galang Rambu Anarki, namun yang jelas, saya akan berusaha keras memintanya menjadi manusia yang baik, menusia yang berperasaan, dan manusia yang tidak mudah menyakiti orang lain.
Saya tidak ingin mewajibkannya menjadi manusia yang cerdas, namun saya akan memintanya menjadi manusia yang tidak pernah lelah mencari ilmu, sebanyak-banyaknya, jauh lebih banyak dari bapak dan ibunya.
Saya akan meminta Raras menjadi manusia yang menghargai kegembiraan dan bersabar atas kesedihan. Sebab di dunia ini bertebaran kebaikan dan berserakan keburukan. Dunia ini penuh dengan kegembiraan namun juga sarat akan kesedihan. Persis seperti hari sebelum ia dilahirkan, saat Manchester United membantai Crystal Palace 3-0, namun di hari yang nyaris sama, tim U21 Manchester United dibantai Bolton Wanderers 8-1. Kelak ia akan bersiap dengan hal-hal seperti itu.
Saya akan berusaha mengajarinya untuk hormat kepada ibunya, perempuan yang melahirkannya dengan penuh kepayahan.
Dan yang pasti, saya akan memintanya untuk memaklumi segala tingkah konyol bapaknya, terutama saat berjoget dan kendangan di acara Video Mojok Mentok “Dung tak tung dung dung dut” itu. Sejatinya jogetan dan kendangan itulah yang ikut menebus ongkos lahirannya. Saya berharap ia menganggap jogetan dan kendangan bapaknya itu bukan sebagai sebuah kekonyolan, melainkan sebagai sebuah craftsmanship yang hanya segelintir lelaki bisa dan mau melakoninya sebagai jalan pedang.
Raras Ugahari, anakku, selamat datang di dunia.




0 komentar :
Post a Comment