Rusdi Mathari. Nama ini tak akan pernah hilang dalam ingatan saya. Cak Rusdi, begitu saya biasa memanggilnya, adalah sosok penting dalam karier kepenulisan saya. Dialah satu dari sedikit orang yang yakin bahwa saya bisa menulis, dia yang dulu mula-mula memberikan kepercayaan kepada saya untuk menulis di Geotimes, media tempat dulu ia bekerja.
Rusdi Mathari adalah panutan saya dalam menulis. Dia salah satu jurnalis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dialah anak kandung jurnalisme.
Di luar dunia kepenulisan, Cak Rusdi adalah perantara jodoh saya. Melalui acara bedah buku miliknya yang berjudul Aleppo-lah, saya pertama kali bertemu dengan Kalis, perempuan tabah yang kelak menjadi istri saya.
Cak Rusdi bukan semata teman, lebih dari itu, ia adalah guru bagi saya, bahkan mungkin nyaris bapak.
Ketika buku saya diadaptasi menjadi film berjudul “Seni Memahami Kekasih” dengan memasukkan kisah cinta saya dengan Kalis, saya memaksa bahwa sosok Rusdi Mathari harus ada. Sebab memang Cak Rusdi adalah sosok penting bagi kami.
IDN Pictures kemudian benar-benar menghadirkan Cak Rusdi. Di dalam film Seni Memahami Kekasih, ia diperankan dengan sangat baik oleh pelawak Eko Bebek.
Ada semacam perasaan sentimentil, sebab film SMK diputar jauh setelah Cak Rusdi tiada. Andai ia masih hidup dan bisa menonton film ini, saya membayangkan, ia pasti akan tertawa.
Saya masih ingat sekali dengan pesan-pesannya tentang hidup kepada saya.
“Kalau ke mana-mana, pakailah sepatu, Gus. Perbaiki penampilanmu. Dan kalau kamu diundang jadi pembicara, kamu harus berani mematok tarif. Ilmu dan pengalamanmu itu mahal.” kata dia. Saat itu, saya memang ke mana-mana selalu memakai sandal jepit Swallow, dan selalu memasang tarif seikhlasnya kalau jadi pembicara.
Saat saya menjenguknya bersama Kalis, pesannya bertambah lagi. “Cepatlah menikah, menahan syahwat itu hal yang berat.”
Ah, Cak Rusdi, andai dirimu tahu, sekarang aku sudah sering memakai sepatu, kadang Adidas, kadang Sketchers, sesekali Nike. Aku juga sudah berani mematok tarif kalau diundang menjadi pembicara atau pemateri kelas menulis.
Dan yang paling penting, Cak. Aku sudah berani menikahi Kalis. Bahkan menghamilinya.

0 komentar :
Post a Comment