Dulu saat pertama kali melihat Raras bisa geleng-geleng kepala, saya bahagia betul. Saya seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
Tiap kali saya bilang “Raras, geleng-geleng kepala,” lalu diikuti dengan gerakan menggeleng darinya, ada semacam perasaan hangat di dalam diri saya sebagai seorang bapak.
Saya paham ini perasaan sentimentil seorang bapak yang baru punya anak bayi. Dan saya menikmati perasaan itu.
Ada semacam kebanggaan saat Raras bisa melakukan tindakan-tindakan sederhana saat saya suruh. Kebanggaan itu terus berlanjut dan makin membesar saat saya mulai mengeksplorasi perintah-perintah baru buat Raras.
Seiring berjalannya waktu, Raras mulai bisa melakukan banyak tindakan, dari bertepuk tangan di depan orang, melet-melet di depan cermin, memegang kepala saat diputarkan lagu topi saya bundar, sampai melakukan gaya “kiss bye” saat bapak atau ibunya pamit berangkat kerja.
Yang termutakhir, dan ini yang membuat saya sangat bahagia belakangan ini, Raras sudah bisa saya suruh untuk mencium pipi saya.
“Raras, cium bapak,” begitu kalimat perintah yang saya sampaikan kepadanya, dan dia akan segera mendaratkan bibirnya ke pipi saya.
Ciuman itu terasa sangat menggembirakan. Ciuman Raras ke pipi saya selalu saya maknai sebagai rasa sayang seorang anak perempuan kepada bapaknya.
Ah, rasanya tak sabar menunggu waktu sampai Raras tumbuh lebih besar dan saya bisa menyuruhnya untuk membeli Indomie dan Kopi Kapal Api di warung.

0 komentar :
Post a Comment