Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Kelas Menulis Lucu ala Agus Mulyadi

| Friday, 8 August 2025 |

Setahun yang lalu, saya pernah bikin kelas menulis lucu melalui zoom. Kelas berdurasi dua jam itu diikuti oleh 56 peserta. Seingat saya itu kali pertama saya membuka kelas menulis lucu, sebab sebelumnya, saya lebih sering mengisi kelas menulis ringan atau kelas storytelling.

Sejujurnya, saya tak terlalu puas dengan kelas tersebut. Menyampaikan materi tentang penulisan lucu secara online melalui zoom, di mana banyak peserta yang tidak on cam, ternyata bukanlah hal yang mudah. Selain itu, durasi dua jam juga membuat saya kurang maksimal, terutama dalam memaparkan contoh tulisan.

Sejujurnya, saya merasa tulisan saya bukan jenis tulisan yang bagus. Saya lebih pede menyebut tulisan-tulisan saya adalah jenis tulisan yang lucu. Setidaknya itu yang bisa saya simpulkan dari tulisan-tulisan saya di Facebook yang sering mendapat banyak emot tertawa.

Menulis cerita lucu adalah satu hal, sedangkan menulis lucu adalah hal yang lain. Anda mungkin bisa tertawa terbahak-bahak jika melihat langsung saat saya terjatuh terpeleset kulit pisang lalu wajah saya disambut tahi kebo seperti selayaknya adegan-adegan slapstick film Warkop itu. Namun saya yakin, Anda tidak akan tertawa (atau kalaupun tertawa, tidak akan seterbahak-bahak itu) saat adegan tersebut tidak Anda saksikan secara langsung, melainkan hanya Anda ketahui melalui tuturan tulisan.

Sebaliknya, Anda mungkin tidak akan tertawa jika berjumpa dengan Karni Ilyas atau David Letterman. Namun, Anda boleh jadi akan tertawa (minimal menyunggingkan senyum) jika Anda menemui Karni Ilyas dan David Letterman tidak secara langsung, melainkan dari narasi tulisan seperti di bawah ini.

David Letterman, lelaki bangkotan yang namanya bisa di-Indonesia-kan menjadi Daud Suratman itu adalah presenter yang amat kondang, kelasnya internasional. Kalau di level lokal, ada Karni Ilyas, sosok presenter yang amat berkharisma walau suaranya serak parau dan kalau ngomong harus sering dicicil selayaknya tagihan kredit Astra itu.

Lalu, apakah menjadi lucu itu bakat? Saya pikir tidak. Andika Pratama membuktikannya di Lapor Pak! Dia bukan aktor lucu, tetapi konsistensi, latihan, dan lingkungan di sekitar dialah yang membuat ia mampu tampil lucu.

Saya meyakini, menjadi lucu bisa dipelajari. Kiranya itu pula yang terjadi pada menulis lucu. Ada banyak teknik yang bisa dipakai untuk memoles sebuah tulisan agar menjadi lebih lucu, bahkan walau dengan humor yang tipis-tipis. Ada pola yang bisa dipelajari.

Nah, hari Minggu lalu, sebagai sebuah upaya balas dendam atas ketidakpuasan saya terhadap kelas menulis lucu yang diselenggarakan secara online, saya akhirnya kesampaian mengisi kelas menulis lucu secara offline untuk pertama kalinya. Durasi kelasnya 4 jam dengan jumlah peserta 19 orang (7 di antaranya dari luar Jogja).

Kali ini, saya merasa jauh lebih puas dan marem. Ada banyak contoh tulisan yang bisa dibedah, pun ada lebih banyak materi yang bisa dieksplore ketimbang saat kelas online. Walau tetap saja, durasi 4 jam rupanya masih tidak cukup.

Terima kasih kepada belajarliterasi.id yang sudah memfasilitasi kelas menulis lucu ini. Terima kasih kepada Kaktus Coffee yang sudah menyediakan tempat dan fasilitas kelas yang nyaman. Serta tak lupa, terima kasih kepada para pejabat pemerintah yang tak henti-hentinya memberikan supply bahan baku kelucuan yang tak habis-habis.

Sampai jumpa si kelas berikutnya.

kelas menulis lucu agus mulyadi


Sawer blog ini

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Agus Mulyadi, seorang blogger, penulis, dan digital storyteller. Lahir di Magelang, 3 Agustus 1991. Sering menulis artikel ringan tentang politik, sosial, isu-isu populer di media sosial, serta catatan reflektif tentang kehidupan sehari-hari utamanya yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kawan, dan keluarga.

Pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi di Mojok.co, sebuah media opini alternatif berbasis di Jogja. Sekarang menjadi manajer di Akal Buku, sebuah toko buku online sederhana yang saya jalankan bersama istri saya.
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger