Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Akhirnya, Bakar-bakaran Ikan Nila

| Tuesday 16 June 2015 |

Sejatinya, Saya dan beberapa personel Cah Cinta Enterpres* (Nico, Paijo, Gembus, Abed, Pitik, dan Kebo) sudah berkali-kali berencana untuk mengadakan acara 'bakar-bakaran' di halaman rumah saya. Namun entah mengapa, rencana demi rencana yang kami susun selalu saja kandas di tengah jalan. Menguap begitu saja, tak pernah terlaksana.

Kami sempat gelisah. Ya, maklum lah, lha wong sudah berkali-kali direncankan, kok tetap saja gagal.

Dan agaknya Tuhan benar-benar paham dengan kegelisahan hambanya.

Maka, dengan segenap kasih sayangnya, Tuhan akhirnya memberikan kesempatan bagi kami untuk bisa menghelat acara bakar-bakaran. Dan Alhamdulillah, setelah menunggu sekian lama, acara bakar-bakaran yang sudah kami nanti-nantikan akhirnya terlaksana juga.


Anglo, salah satu alat tercanggih yang pernah dihasilkan oleh peradaban

Acara bakar-bakaran ini terlaksana justru karena sama sekali tidak direncanakan. Sama persis seperti Cinta, yang sering hinggap tanpa pernah direncanakan sebelumnya, dan justru sering kandas saat berada dalam hati yang penuh perencanaan. #Eh...

Oke, saya cerita sedikit ya.

Jadi ceritanya begini. Kemarin itu, Saya berkunjung ke rumah nenek saya di Kaliangkrik (sebuah daerah di lereng gunung Sumbing), karena memang sudah cukup lama saya tidak menengok nenek di kampung. Ealah, Jagad dewa bathara, lha kok ternyata momennya pas. Pas saya kesana, pas kolam ikan di tempat nenek saya sedang dikuras dan dipanen ikannya. Duh Gusti, indah sekali hidup ini.

Maka, segera saja saya keluarkan jurus andalan saya, Jurus 2M: Mekso dan Melas.

Dan hasilnya ternyata tak terlalu mengecewakan, jurus 2M saya masih cukup ampuh dan mumpuni. Nenek saya berbaik hati mengoleh-olehi saya sebagian dari hasil panen ikannya. Alhasil, Satu kresek penuh ikan nila pun berhasil saya kudeta.

Saya pun langsung menghubungi kawan-kawan saya untuk segera patungan uang untuk membeli ubo rampe bakar-bakaran. Kawan-kawan pun mengiyakan. Dan acara bakar-bakaran pun kelihatanya bakal berlangsung seru (Namun sayang, Paijo dan Pitik kelihatannya absen karena sedang ada kepentingan yang lebih krusial. Jadilah tersisa hanya kami berlima: Saya, Gembus, Abed, Niko, dan kebo).

Sore harinya, begitu saya pulang dengan membawa satu kresek ikan nila, kawan-kawan saya langsung menyambut saya dengan wajah-wajah sumringah khas pribumi nusantara. Dan tanpa menunggu komando, kami langsung bergerak taktis membeteti ikan-ikan nila yang saya bawa. Dengan cekatan, kami mengeluarkan jeroan nila-nila malang tersebut.

Paman saya yang ndilalah melihat kami sedang membeteti ikan-ikan nila pun langsung bersimpatik dan ikut terjun membantu. Beliau bahkan sempat ingin ikut menyumbang tambahan ikan nila pada kami. Namun sumbangan beliau langsung kami tolak, karena rupanya ikan nila sumbangan paman saya adalah ikan nila yang masih hidup, sehingga kami enggan menerimanya. Maklum saja, kami tidak tega kalau harus menghabisi dan membeteti ikan nila yang masih hidup, soalnya ada beban mental tersendiri. Lagipula, Kami berlima memang sudah kadung terlahir sebagai makhluk yang sentimentil dan terlalu berperasaan. Jangankan membunuh nila, menyentil semut pun kami tak tega :)

Alhamdulillah, berkat permainan cantik kami, tak sampai setengah jam, seluruh ikan nila berhasil kami beteti.

Perkara ikan nila selesai. kini urusan alat yang harus segera diusahakan.

Dan, Beruntung bagi saya karena punya kawan-kawan yang cekatan dan dapat diandalkan. Walau dengan persiapan yang sangat-sangat mepet (karena tidak direncanakan sebelumnya), ternyata kawan-kawan saya bisa mengusahakan beberapa peralatan standar untuk bakar-bakaran, diantaranya adalah anglo, penampang bakaran, arang, kipas, dan lain sebangsanya. Perkara bumbu-bumbu dapur juga tak terlalu jadi soal.

Urusan meracik bumbu dan sambal? Ah, itu urusan Kebo. Si beringas yang satu ini, walau tampangnya gahar, tapi jiwanya adalah jiwa pawon. Ia adalah tipe manusia yang hatinya senantiasa terpaut dengan dapur. Jadi jangan heran kalau si Kebo ini piawai dalam meracik sambal dan bumbu ikan bakar yang nikmatnya setengah modiar.


Kebo (kiri) dan Abed (kanan), menjaga api agar tetap menyala


Sambal kecap racikan Kebo, manis pedasnya tak ada lawan 

So, sama sekali tak ada masalah yang berarti. Dan urusan bakar-bakaran ini pun akhirnya bisa terlaksana dengan sangat sukses.

Kami sengaja membakar ikannya pas sore hari, sekitar jam lima-nan lah, agar nanti si nila bisa kami santap tepat saat bada maghrib. Maklum, biar ada sensasi berbuka puasa, hehehe.


Kita semua tahu, bahwa yang paling arif adalah ia yang membagikan nasi


Bergaya di sela-sela tugas, salah satu metode agar kerja tidak spaneng

Prediksi kami rupanya tak meleset, tepat pas maghrib, ikan-ikan nila ini sudah berbaris rapi di atas nampan.


Nila bakar yang begitu menggoda iman

Dan sepulang dari mushola, saya langsung menyergap si nila yang sedari tadi sudah mengundang birahi ini.

Rasanya? tentu saja enak dan nikmat, saya saja sampai nambah dua kali saking laparnya nikmatnya.


Kebo, dengan segala kelebihan dan kekurangannya


Abed, bukti bahwa penggemar sepakbola latin tak cuma doyan piranha bakar


Gembus, intan permata dalam dunia kernet dan perkondekturan


Nico, si makhluk Tuhan yang paling cengeng

Agaknya memang benar, bahwa makan ikan bakar yang diusahakan melalui sebuah proses kreatif, rasanya jauh lebih nikmat ketimbang makan ikan bakar dari restoran. Apalagi kalau disantap bareng-bareng bersama kawan-kawan dekat.

Jan maknyus, naknan.


Sorry, the description for this image was not found, because its too fuckin damn cool

Yah, untuk saat ini, mungkin hanya sebatas ikan nila yang bisa kami bakar, tapi jika suatu saat sampeyan berkenan untuk ikut bergabung dengan kami, tentu saya dan kawan-kawan akan dengan senang hati mencarikan cicak untuk sampeyan.

Atau, kalau sampeyan merasa sebagai pemuja demokrasi, kami juga tak keberatan untuk mencarikan ban bekas untuk sampeyan.

Btw, kapan terakhir kali sampeyan bakar-bakaran bareng kawan-kawan dekat sampeyan?

- - - - - - - -
Cah Cinta Enterpres, adalah geng yang beranggotakan beberapa personel Geng Koplo yang sering nongkrong di rumah saya. Anggota Cah Cinta Enterpres sudah pasti anggota Geng Koplo. Tapi anggota Geng Koplo, belum tentu anggota Cah Cinta Enterpres (jadi bisa dibilang, Cah Cinta Enterpres adalah geng di dalam geng). Cah Cinta Enterpres bergerak secara independen, dan tidak berafiliasi pada partai manapun, baik partai besar maupun eceran.




Sawer blog ini

53 comments :

  1. Beberapa menit yg lalu, saya lagi marah karna tingkah cowok saya, tp setelah baca tulisan anda, saya bisa tersenyum sebelum tidur. Tulisan2 anda slalu mengocok perut, saya tunggu episode selanjutnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau begitu, sampeyan itu mungkin cocoknya jadi cewek saya mbak...

      Delete
    2. Mungkin di atas itu jodohmu, Gus..

      Delete
    3. Gus...kode kui Gus seko mbak Cherys.....

      Wis gek ndang mangkat, siapke seperangkat alat sholat & ubo rampe.

      Delete
    4. Mas Agus, peka tuh, kode...

      Delete
    5. Hahaha, banjir restu dan banjir dukungan tenan nek iki

      Delete
  2. Ngaak pernah bakar-bakaran, Mas. Paling-paling terakhir bakar sampah............

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh, lha kok mesakke tenan dirimu mbak... yo, bakar-bakaran ro ro aku wae po yo... #BribikSehat

      Delete
    2. Eling polestelor lho Gus. Kesehatan!!

      Delete
  3. Hari ini tepat tgl 16/6/2015 saya akan merasakan yang namanya bakar-bakaran. Yaitu membakar kambing dengan cara di guling-gulingkan, hehehehe #kambingguling #acaramunggahan

    ReplyDelete
  4. wa cen naknan Gus... aku telung minggu kepungkur ki mbakar nila bareng batir-batir

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, wis suwe tenan aaku ra krungu istileh "batir", sampeyan wonosobo po mas?

      Delete
    2. waku ki yo magelang ming saiki gogok tegal, basane jos gandhos e

      Delete
  5. Gus katanya too.... tapi kok "kalau begitu, sampeyan itu mungkin cocoknya jadi cewek saya mbak..."
    kaya nawarin diri..lha piye tho..??

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. this koment kenapa gus? saru ya (keposehat)

      Delete
    2. ha ndak tahu, bukan saya yg hapus, tapi dia sendiri...

      Delete
  7. gus, aku lek muleh bakaran nek pingger segoro konang, nila?. hih. kalah. Kelase tongkol karo tuna, di sambel kecaaap. piye?. TRENGGALEK ASOE JO.

    ReplyDelete
  8. Bar mangan nila, susumu rusak sebelanga nggak Gus?

    ReplyDelete
  9. no comment om, hanya numpang ngakak aja setelah baca postingan ini, inspiratif mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. subhanalloh, cuma bakar ikan saja dibilang inspiratif... hehehe suwun mbak

      Delete
  10. Beberapa minggu lalu bakar-bakaran ikan tongkol berat satu ekor 1,5 kg sembari menunggu final liga champion 2015. Emang enak kalo bakar-bakaran ikan dengan teman, nikmatnya berganda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi tetap ga nikmat kalau sampeyan fans Juventus, hehe

      Delete
    2. saya kmrin cm bakar jagung, tp nikmat sekali krna sy fans barca,wkwkwkw

      Delete
  11. Segala sesuatu yang direncanakan itu memang terkadang kandas di tengah jalan ya Mas. Dari acara bakar-bakaran itu yang paling seru ya ngumpul-ngumpulnya,,..

    BTW, itu keterangan gambar yang terakhir sampe bisa error gitu yaa, saking cool-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gambar yang terakhir ini bikin perih mata soalnya mas

      Delete
  12. wah enak banget gus mul sepertinya. jangan lupa sikat gigi lho ya sehabis makan ikan :)

    salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. wooo, nek kuwi tenang... bagi saya, Gigi adalah inventaris yang berharga...

      Delete
  13. Duh, meri aku karo bosomu mas. Bisa sederhana tapi menghanyutkan gitu. Hehe.
    Saya bangga ada warga sedusun yang hebat seperti gus mul. Aku cah seneng 1 gus, putune bu rusman. *opo yo sampean ngerti. Hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nek sampeyan seneng 1, berarti kita bukan sedusun mas, kan aku seneng 2, hehe... kalau se-desa sih iya.... :)

      Delete
  14. Sorry, the description for this image was not found, because its too fuckin damn cool

    Dik Gus, comment niki sing paling cethar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, Kandhani og... liyane yo omong ngono

      Delete
  15. bakar-bakar iwak pancen acara seng iso ngeratne hubungan lek. Sampeyan pancen ngeten lek (Y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kudu diagendakan sebulan sekali mangkane, hehehe

      Delete
  16. Wuih muanteb, Gus kapan-kapan ngadakne kemah blogger nek Magelang seru mestine, kemah karo bakar-bakar dan api unggun.... seru pastinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ha siyap.... kapan sampeyan mampir Magelang? hehe

      Delete
  17. mak nyuss tenan... nek bakar bakaran karo konco hasile koyo opo tetep rasane enak enak wae... pastihabis....

    ReplyDelete
  18. Tulisan dan komennya lucu2...😁😁

    ReplyDelete
  19. Tulisan dan komennya lucu2...😁😁

    ReplyDelete
  20. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    ReplyDelete
  21. seru banget ya bakar ikan malam-malam..

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. sebagai penutur bahasa indonesia yang elok dan sahih seyogianya istilah "sumringah" dipahat "semringah", waduh gimana iki bergegas berguru lagi mas agus

    ReplyDelete
    Replies
    1. walah, di blog ini saya biasa menggunakan sumringah je mas. sama seperti sampeyan yang komen di artikel "bisnis jasa pacar sewaan" menggunakan kata jomblo, padahal yang bener jomlo

      Delete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger