Nyaris semua konten video saya menampilkan wajah saya, hal yang membuat saya maklum jika banyak orang mengenali wajah saya dan sering menyapa saya kalau berpapasan di jalan. Mereka umumnya menyapa dengan nama saya yang kemudian diikuti dengan atribusi yang melekat pada saya, entah saya sebagai penulis, sebagai kreator konten, atau sebagai fans MU: “Weeh, Mas Agus. MU piye ki MU?”
Namun, rasanya baru kali ini, saya disapa seseorang, dengan atribusi saya sebagai seorang pengguna sempak Indomaret. Saya memang beberapa kali membuat konten soal sempak Indomaret, tapi tak menyangka hal itu akan menjadi identitas pengenal baru.
Saat sepedaan momong Raras di sekitaran kolam ikan di Ngentak, Kadipuro, Bapak-bapak yang memakai sepeda ini, (depan pengendara motor, sebelah mobil, berhelm kuning) menyapa saya dengan ramah. Ia sengaja berhenti dan menunggu saya lewat.
“Halo, Mas, jujur saya tidak tahu nama Mas, tapi saya tahu, Masnya pakai sempak Indomaret.”
Saya membalas sapaannya dan tentu saja tertawa. Saya tak menyangka bahwa dari sekian banyak atribusi yang melekat pada saya, ia akan mengingat saya karena sempak Indomaret.
“Salam kenal ya, Mas,” kata si bapak.
“Salam kenal, Pak, sehat selalu,” balas saya.
Si bapak kemudian berlalu melanjutkan perjalanannya, sementara saya tetap berhenti di tempat sambil memandang di bapak menjauh. Saya lantas mengeluarkan ponsel dan memotret bapak itu dari belakang, tersenyum, lalu tertawa, sebab saya baru menyadari, bahwa saya tidak mengenalkan nama saya, dan ia juga tidak mengenalkan namanya.
Saya tak tahu nama bapak itu, dan ia juga masih tetap tidak tahu nama saya. Ia tetap dan masih hanya tahu merek celana dalam saya.
Ah, setelah saya pikir, sebutan “Mas-Mas cawet Indomaret” kelihatannya oke juga sebagai sebuah identitas.

sekarang kalo jumpa mas Agus,
ReplyDeletemas masih pakai cawet indomaret? boleh lihat ! 🤣😂😁